MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG—Persyarikatan Muhammadiyah telah menetapkan Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ) sebagai inti gerakan pembinaan warga dan keluarga besar Muhammadiyah. Moh. Jamaludin Ahmad menjelaskan ketentuan ini telah diberlakukan sejak Muktamar Muhammadiyah ke-38 tahun 1971 di Makassar dan dikukuhkan kembali di Muktamar Muhammadiyah tahun 1975 di Padang.
“Ternyata DJGJ ini bagian dari dakwah kultural yang berkaitan dengan dakwah komunitas. Di Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya masih mempertahankan ide ini dengan keputusan mengusahakan agar setiap anggota menyadari pentingnya GJDJ serta bersedia melaksanakan GJDJ ini,” tutur Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah ini dalam acara yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Barat pada Senin (18/10).
Jamaludin Ahmad menjelaskan bahwa GJDJ merupakan usaha Muhammadiyah melalui anggotanya yang tersebar di seluruh tanah air agar secara serempak, sistematis, teratur, dan terencana guna meningkatkan keaktifan membina lingkungannnya ke arah kehidupan yang sejahtera lahir dan batin. Jamaah yang menjadi objek dakwah adalah sekelompok orang atau keluarga yang tempat tinggalnya saling berdekatan—tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial.
Komponen GJDJ ini terdiri dari pamong/dai jamaah, inti jamaah, jamaah, dan dakwah jamaah. Pamong jamaah bertindak sebagai pembina utama yang merencanakan dan melaksanakan pembinaan masyarakat. Sementara inti jamaah adalah anggota Muhammadiyah yang ikut menggerakkan dan membimbing. Adapun jamaah merupakan sekelompok orang yang membina hidup bersama dalam suatu lingkungan.
“Para penggerak jamaah atau inti jamaah ini harus memiliki sejumlah pemahaman, pengetahuan, penghayatan, perlilaku, dan keterampilan tertentu unutk dapat melaksanakan fungsinya. Mulai dari kompetensi pemahaman agama, wawasan yang luas, berakhlak karimah, menjadi uswah hasanah, dan mengenal peta karakteristik sosial budaya,” terang Jamaludin Ahmad.
Karenanya, Jamaludin Ahmad menyarankan agar Cabang dan Ranting Muhammadiyah menyiapkan kader untuk menjadi dai sekaligus menjadi inti jamaah. Seorang inti jamaah harus membuat peta dan data base umat sebagai acuan dalam membuat strategi program dalam melaksanakan GJDJ. Selain itu yang tidak kalah penting ialah harus senantiasa menyiapkan materi dan agenda kegiatan untuk melakukan pendampingan jamaah.
“Bila setiap Cabang dan Ranting Muhammadiyah mampu melakukan GJDJ di tengah-tengah masyarakat, maka Muhammadiyah akan menjadi alternatif dan masa depan Muhammadiyah akan cerah,” tegas Jamaludin.