MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR—Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa, kegiatan berorganisasi selama masa kuliah akan berpengaruh pada rendahnya prestasi akademik. Akan tetapi hal itu dipatahkan Darmianti DN, Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang menjadi wisudawan terbaik dalam wisuda ke 74 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang digelar pada (13/4).
Darmianti DN lahir di Sarammae, Kabupaten Wajo, 22 Juni 1999. Di IMM, Darmianti juga bukan kader biasa, ia telah melewati berbagai jenjang pengkaderan hingga level Instruktur Madya. Mengikuti Darul Arqam Dasar (2018), Darul Arqam Madya (2019), Latihan Instruktur Dasar (2020) dan Latihan Instruktur Madya Nasional (2021).
Darmianti juga terdaftar sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) sejak 2017. Sejak mahasiswa baru, ia telah bergabung di Asrama Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (ASMADINA). Hingga tahun 2019, ia tetap aktif di asrama tersebut sebagai pembina/pendamping.
Saat menginjak bangku kuliah, Darmianti aktif di Divisi Scientific Medical Ar-Razi Research Community (MARC) FK Unismuh Makassar periode 2018/2019 dan periode 2019/2020, serta BEM FK Unismuh 2019/2020. Ia aktif pula sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), sejak di Komisariat FKIK hingga saat ini menjabat Ketua Bidang Kesehatan PC IMM Kota Makassar.
Dalam pidatonya, Darmianti bersyukur telah kenal dengan IMM dan Muhammadiyah, sebab dari sana dirinya mengenal dan bisa melihat dunia lebih luas. Ia menambahkan bahwa, jenjang pendidikan tinggi bukan hanya sebagai tempat menjaring dan menumpuk nilai-nilai akademik, tapi juga spiritualitas, dan humanitas.
“Terimakasih saya yang sebesar-besarnya kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Makassar, karena di IMM saya mendapatkan banyak pelajaran, bukan hanya persoalan intelektualitas, tapi juga spiritualitas, dan humanitas,” ucapnya wisudawan yang menyelesaikan studi selama 3 tahun 10 bulan ini.
Ia menegaskan, bahwa organisasi bukan suatu penghalang untuk mendapat kesuksesan di bidang akademik. Sebab meski aktif di organisasi tetap saja bisa untuk menggapai itu semua. Selain itu, nilai IPK yang tinggi dan lulus tepat waktu bukanlah patokan untuk menjadi sukses dan berhasil di masa yang akan datang, jika tanpa disertai dengan kapabilitas, kapasitas, dan integritas.
“Perjuangan masih panjang teman-teman jangan biarkan ide cemerlang kita menjadi budak bagi tubuh yang malas. Jangan biarkan waktu yang mengatur kita, tapi kitalah yang harus pintar-pintar mengatur waktu. Islam agamaku, Muhammadiyah gerakanku,” tandasnya.