MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Warisan paling menonjol yang ditinggalkan oleh Kiai Ahmad kepada Persyarikatan menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti adalah nilai dan pemahaman Al-Ma’un.
Bukti paling kentara dari pernyataan tersebut menurutnya adalah tradisi kedermawanan warga Muhammadiyah. Hampir di setiap permasalahan umat dan bangsa, Muhammadiyah berlomba-lomba memberikan kontribusi terbaik.
“Muhammadiyah sebagai gerakan sosial, sesungguhnya memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk membantu sesama bahkan kemudian sejak awal berdiri, Muhammadiyah itu lebih tampil sebagai sebuah gerakan sosial di mana Muhammadiyah dimotori dan diinspirasi oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan memberikan bantuan kemanusiaan pada masyarakat Jogja pada awal abad ke-20. Dan itu kemudian berkembang terus menjadi sebuah tradisi, menjadi sebuah kultur yang memang berakar kuat di Persyarikatan Muhammadiyah dan menjadi kepribadian warga Persyarikatan Muhammadiyah,” jelas Mu’ti.
Dalam program Kolak Tvmu, Rabu (25/8) Abdul Mu’ti kemudian mengutip hasil survey Lembaga Kajian dan Strategis (LKSP) tahun 2020 di mana Muhammadiyah menjadi organisasi paling terdepan dalam membantu masyarakat.
“Tradisi berderma, tradisi memberi memang tidak bisa dipisahkan dari gerakan Muhammadiyah terutama dalam gerakan pelayanan sosial. Bahkan kemudian tradisi berderma itu mendapatkan pengukuhan dari sisi teologi yang oleh sebagian kalangan dikonstruksikan dengan teologi Al Ma’un,” terangnya.
Ajaran Kiai Ahmad Dahlan untuk mengamalkan langsung surat Al-Ma’un yang dulu dimulai dengan mengajak murid-muridnya ke pasar guna mencari dan melayani kaum miskin, kini menurut Mu’ti telah melembaga dan berkembang dalam berbagai aktivitas pelayanan sosial Muhammadiyah.
“Kiai Ahmad Dahlan mencontohkan pengamalan Surat Al-Maun itu tidak sekedar kita membaca, tapi kita mengamalkan sehingga para murid itu, para santri Kiai Ahmad Dahlan itu diajak semuanya ke pasar untuk diberi contoh, inilah, bagaimana mengamalkan Surat Al Maun itu,” tuturnya.
Mu’ti lalu menuturkan bahwa selama masa pandemi ini Muhammadiyah telah mendistribusikan dana lebih dari 1,2 Triliun dalam berbagai bentuk layanan penanggulangan Covid-19 dan melibatkan 76 ribu relawan se -Tanah Air. Dari angka itu, Mu’ti menyebutkan lebih dari 32 juta masyarakat Indonesia tercatat secara rapi dalam data MCCC sebagai penerima manfaat.
“Nah tradisi kedermawanan ini berkembang terus di Muhammadiyah. Dan alhamdulillah dalam masa pandemi Covid-19 ini bahkan sebelum itu ketika terjadi banyak sekali bencana di tanah air kita, Muhammadiyah senantiasa tampil menjadi sebuah gerakan yang solid untuk kemudian mendermakan hartanya dan kemudian mendermakan ilmu dan kemudian juga tenaganya bahkan jiwanya dalam melayani sesama umat manusia,” kata Mu’ti.