MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Haedar Nashir mengungkap rasa syukur kepada Allah Swt dan ucapan terimakasih kepada Kementerian BUMN atas dibangunnya Masjid Walidah Dahlan UNISA. Menurutnya, pembangunan ini merupakan tonggak baru dari kesempurnaan UNISA sebagai kampus yang bukan hanya menanamkan benih-benih intelektualisme-ilmiah tetapi juga spiritualisme-ilahiah.
“Kami Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersyukur kepada Allah Swt, yang utama kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri BUMN Erick Thohir bersama seluruh jajaran BUMN yang menjalankan amanat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk mengawali membangun masjid UNISA yang bersejarah ini,” tutur Haedar Nashir dalam acara Groundbreaking Pembangunan Masjid Walidah Dahlan UNISA pada Sabtu (14/08).
Haedar menuturkan pembangunan ini dapat dimaknai sebagai kiprah dan kebersamaan yang nyata antara Pemerintah dan Persyarikatan Muhammadiyah-Aisyiyah. Masjid ini turut mencerminkan dukungan moral dan materil pemerintah untuk terus merawat spiritualitas dan intelektualitas di bumi Indonesia. Haedar juga turut menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh jajaran Pimpinan Pusat Aisyiyah atas pembangunan masjid yang ramah lingkungan ini.
“Kami bersama Kementerian BUMN menjadi saksi betapa spirit yang luarbiasa, komitmen dan pengkhidmatan UNISA di bawah pengayoman Pimpinan Pusat Aisyiyah untuk menghadirkan masjid ini sebagai satu kesatuan dari kampus sebagai pusat keunggulan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Haedar.
Haedar turut mengungkap lima nilai yang lahir dari spirit pembangunan masjid ini, di antaranya: pertama, nilai spiritualitas dan moralitas. Nilai-nilai ilahi turut menyumbang banyak kontribusi dalam membangun spirit kemerdekaan bangsa Indonesia, lebih-lebih umat Islam. Karena dari keilahianlah terbentuk nilai spiritual, moral, akhlak, dan etika luhur. Tanpa nilai ini bangsa Indonesia seperti jasad ditinggal jiwa.
“Kaum muslim berjuang dengan seluruh pengorbanan jihad fi sabilillah yang melahirkan perlawanan terhadap kaum penjajah sekaligus pergerakan kebangkitan nasional seperti Muhammadiyah dan Aisyiyah hadir di awal abad ke-20,” ungkap Haedar.
Kedua, nilai intelektualitas. Masjid yang menyatu dengan kampus adalah satu nafas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berbasis ilmu pengetahuan dan kecerdasan intelektual. Haedar bahkan menegaskan bahwa persaingan global hari ini membutuhkan sumber daya insani yang nilai dan orientasi intelektualitasnya unggul di atas rata-rata.
“Generasi baru adalah pilar untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas berkemajuan. Hanya dari orang dan bangsa yang cerdas kita akan mampu menghadirkan persaingan yang fastabiqu al-khairat dan membawa keunggulan peradaban,” imbuh Haedar.
Ketiga, nilai profesionalitas. Kampus UNISA yang didominasi program kesehatan ini merupakan satu wujud gerakan aktualisasi Aisyiyah untuk selalu hadir dengan nilai-nilai profesionalitas. Haedar mengutarakan keberadaan kampus yang lengkap dengan masjidnya ini pula merupakan terjemahan dari prinsip Islam yang menegaskan bahwa segala sesuatu harus dikerjakan oleh orang-orang profesional.
“Masjid tidak merupakan satu entitas yang tertutup, begitu juga kampus, bukan tempat menara gading yang tertutup. Di dalamnya harus menjadi tempat yang membina generasi bangsa yang profesional, mengutamakan keahlian sebagai tempat untuk berekspresi dan menjalankan fungsi khalifah di bumi,” kata Haedar.
Keempat, nilai sosial-kemasyarakatan. Kehadiran kampus UNISA merupakan artikulasi dari semangat al-Maun yang ditanamkan Kiai Dahlan dan perhatian Nyi Walidah Dahlan untuk generasi baru membina anak-anak usia dini. “Bangsa dan organisasi terbaik adalah mereka yang memberi manfaat untuk orang banyak tanpa diskriminasi. Masjid dan kampus UNISA insyaAllah menjadi ruang pencerahan,” tambahnya.
Kelima, nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang melintas batas. Haedar mengungkapkan keberadaan kampus UNISA dan Masjid Walidah Dahlan ingin terus hadir bersama seluruh komponen bangsa dalam rangka mencerahkan, mencerdaskan, mensejahterakan, dan menciptakan keadilan dan persatuan bangsa.
“Kami yakin bahwa masjid ini akan menjadi bukti dari komitmen kita bersama dalam 76 tahun kita merdeka, kita akan hadirkan pergerakan bangsa yang melangkah ke depan untuk Indonesia berkemajuan. Semua keluarga Muhammadiyah dan Aisyiyah akan mampu menerjemahkan nilai-nilai utama di mana masjid dan kampus sebagai pusat kemajuan yang mencerdaskan dan membawa rahmat segenap alam,” pungkas Haedar.