MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkap peran Muhammadiyah dalam Kemerdekaan Indonesia. Salah satunya yaitu peran pembaharuan keagamaan. Pendiri Muhammadiyah yaitu KH. Ahmad Dahlan banyak mendapat inspirasi pembaharuan keagamaan dari Muhammad Abduh.
“Keliru kalau ada orang yang menuding Muhammadiyah itu Wahabiyah dan sama kelirunya ketika orang Muhammadiyah menisbahkan dirina ke situ. Memang ada satu fase orang-orang Muhammadiyah membawa ide Wahabi tapi arus besarnya seperti Kiai Dahlan,” kata Haedar dalam acara Dialog Kebangsaan Kader Persyarikatan yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Kader Jawa Barat pada Rabu (18/08).
Meski saringkali digolongkan sebagai kaum modernis, ada dua hal yang membedakan Kiai Dahlan dari Abduh yaitu pertama, melahirkan pranata Islam modern seperti membangun sekolah dan madrasah, mendirikan rumah sakit, dan mengasihi anak yatim; kedua, melahirkan gerakan perempuan Islam berkemajuan seperti Aisyiyah.
Selain modern, Kiai Dahlan juga sangat moderat. Sisi kemoderatan Kiai Dahlan terlihat dari caranya berdakwah di hadapan tradisi Jawa. Tidak hanya itu, beliau juga bergaul dengan tokoh-tokoh Boedi Oetomo yang memberinya inspirasi mengelola organisasi. Bahkan pernah berbincang dengan tokoh-tokoh yang berpandangan sosialis sekalipun seperti Simaun.
“Kiai Dahlan ini memang mujaddid dan pembaharuannya khas dan inilah yang kemudian menjadi karakter khusus. Saya sudah 46 di Jogja, belajar Muhammadiyah, bergaul dengan banyak pihak ternyata ada banyak warna perjalanan Islam di Indonesia,” tutur Haedar.