MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Gerakan dakwah kemanusiaan Nasyiatul Aisyiyah (NA) oleh Prof. Hilman Latief disarankan memiliki fokus atau sesuatu yang ditonjolkan.
Apa yang disampaikan Ketua LazisMu Pusat ini bersandar pada watak organisasi Muhammadiyah dan yang ada di dalamnya sebagai organisasi yang multipurpose. Secara khusus melihat NA dalam gerakan dakwah kemanusiaan, menurut Hilman baiknya lebih ke arah gagasan dan model gerakan.
Hal itu karena Nasyiatul Aisyiyah energinya terbatas, tidak memiliki Amal Usaha dan supporting unite-nya adalah aktivis semua. Pada intinya NA adalah sebuah gerakan.
“Berbeda dengan Muhammadiyah yang memang punya banyak AUM, dan ‘Aisyiyah juga banyak amal usaha sehingga mereka bisa ditopang oleh amal-amal usaha itu,” kata Prof. Hilman Latief pada (2/8).
Pada kesempatan ini Hilman kembali menekankan tentang pentingnya data, sehingga gerakan yang dilakukan bisa diukur dengan jelas. Data yang dimiliki akan menjadi rujukan apa yang akan dilakukan, dan menjadi evaluasi atas apa yang sudah dilakukan.
“Ini PR bagi semua organisasi yang ada dalam Persyarikatan Muhammadiyah,” imbuhnya
Menurutnya, dakwah kemanusiaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah serta organisasi otonomnya harus memiliki data valid yang didapatkan melalui survei. Namun kerja ‘jalur sunyi’ ini terbentur budaya warga persyarikatan yang enggan mengisi survei.
Berkaca dari hasil survei yang dilakukan oleh Tim LazisMu, Hilman memaparkan bahwa dampak pasca pandemi ini jika dilihat akan nampak biasa saja atau normal, namun ternyata satu tahun pandemi Covid-19 penduduk miskin bertambah.
Sebagai gambaran, satu tahun pandemi Covid-19 dari data yang dimiliki LazisMu terdapat sebagian besar responden atau 54 persen mengaku mengalami kenaikan porsi pengeluaran rumah tangga selama satu tahun terakhir ini. Akan tetapi pendapatan mereka mengalami penurunan.
“Ini yang paling dirasakan oleh teman-teman yang pendapatannya di bawah Rp 3 juta/bulan. Itu mengalami betul kenaikan dari kebutuhan rumah tangga mereka,” sambungnya
Hilman menyebut, satu tahun pandemi covid-19 ini dampak besarnya di bidang ekonomi dirasakan oleh kelompok rentan. Seperti pelaku usaha kecil, pekerja lepas/harian, dan petani ataupun peternak.