MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Hubungan Indonesia-Palestina terjalin akrab layaknya seorang saudara kandung. Di masa paling sulit Indonesia pada agresi Militer Belanda II, seorang konglomerat Palestina bernama Ali Taher pernah menghibahkan seluruh kekayaannya di Bank Arabia untuk perjuangan rakyat Indonesia.
“Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan rakyat Indonesia,” demikian perkataan Ali Taher tercatat dalam buku karya M Zein Hasan berjudul Diplomasi Revolusi di Luar Negeri (1980).
Tak heran jika kemudian setelah roda nasib bertukar, Indonesia setia berada di pihak Palestina. Begitu pula Muhammadiyah.
Program Koordinator Muhammadiyah Aid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Wachid Ridwan dalam forum di TabligMu TV, Sabtu (29/5) mengungkapkan bahwa Muhammadiyah pernah rutin menanggung biaya operasional kantor Kedutaan Besar Palestina di Indonesia.
“Saya mendengar sendiri waktu itu saya masih di DPP IMM, masih anak-anak kecil gitu, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah yaitu almarhum Pak Sutrisno Muchdam saya dengar sendiri bahwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu sering membayari listrik dan air PDAM di kantor Kedutaan Palestina yang ada di Jakarta. Sering membayari per bulannya,” ungkap Wachid.
Peristiwa itu menurutnya berlangsung antara tahun 1994 hingga 1995. Dukungan Persyarikatan terhadap Palestina juga digaungkan oleh sosok yang dikenal sebagai ‘Menteri Luar Negeri Muhammadiyah’ yakni almarhum Lukman Harun.
“Jadi bukan hari ini saja Muhammadiyah membantu Palestina,” jelas Wachid.
Mendiang Lukman Harun sendiri aktif menyuarakan dukungan untuk negara-negara muslim dengan menjadi ketua panitia Pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha, ketua Komite Setiakawan Rakyat Indonesia-Afghanistan, hingga menjadi Sekretaris Jenderal Asian Conference on Religion and Peace (ACRP). Lukman Harun juga tercatat berkali-kali mengunjungi Bosnia untuk menggalang aksi solidaritas ketika negeri itu sedang dilanda peperangan.
Bagi Wachid, komitmen yang telah ditinggalkan oleh almarhum Lukman Harun yang wafat pada tahun 1999 itu wajib untuk diteruskan sebagai pengejewantahan nilai Alquran mengenai solidaritas, ta’awun dan kerjasama.
“Bagi kita tetap, komitmen membantu ini adalah sebuah amanah yang tentu harus kita berikan saat mereka memerlukan bantuan. Dan bagi kita Muhammadiyah, bantuan terhadap Palestina sebagaimana yang telah diperjuangkan oleh almarhum Lukman Harun dan PP Muhammadiyah sendiri adalah amanah yang kita emban di Muhammadiyah Aid,” pungkasnya.