MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – KH Ahmad Dahlan pada awal gerakannya berusaha mengatasi segala macam kesenjangan intelegensia. Salah satu upaya yang dilakukan Kiai Dahlan adalah dengan melakukan trobosan mengajarkan pendidikan Agama di sekolah Belanda. Dahlan melihat bahwa mengajarkan pendidikan agama terlihat sangat strategis, dimana para siswa Belanda selama ini tidak mendapatkan pendidikan agama sama sekali.
“Dengan pendidikan agama ekstrakulikuler itu maka mereka bisa belajar pendidikan agama. Dan yang ikut pelajaran agama Kiai Dahlan itu tidak hanya yang beragama Islam, mereka yang beraga kristen, katolik dan lainnya juga ikut pada pelajaran agama yang diajar Kiai Dahlan. Kiai Dahlan mengajarkannya setiap sabtu sore dan ahad pagi untuk para murid sekolah Belanda itu,” jelas Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Ahad (18/4) malam.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa Kiai Dahlan mencari jalan keluar yang sangat konstruktif. “Jadi ada masalah dan kemudian langsung diberikan solusi dengan langkah nyata itu,” tegas Mu’ti, pada Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah.
Kemudian, lanjut Mu’ti, Kiai Dahlan juga mendirikan Diniyah Islam yang sekarang menjadi Muallimin dan Muallimaat itu. Jika dibaca dari buku Kiai Sudjak itu pendirian Diniyah Islam itu dimaksudkan untuk menimbun jurang antara kelompok putihan dengan kelompok abangan.
“Kiai Dahlan merasa bahwa tidak banyak anak yang sekolah di sekolah-sekolah Belanda sehingga tidak banyak pengetahuan umum dan kemudian sekolah atau madrasah ini diberikan pelajaran agama dan diberikan pelajaran umum sehingga mereka dapat menjadi Kiai yang Berkemajuan,” terangnya.