MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDAL – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menghadiri Halal Bihalal yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah (27/4) di RSI Muhammadiyah Kendal.
Selain Mu’ti turut hadir dalam agenda tersebut Ketua PWM Jateng Tafsir beserta jajaran, Bupati Kabupaten Kendal Dico M. Ganinduto, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal Ikhsan Intizam beserta jajaran, dan Organisasi Otonom, serta Direktur RSI Muhammadiyah Kendal dr. Suhardi.
Tokoh Muhammadiyah asal Kudus itu menyampaikan, halal bihalal dalam istilah antropologi merupakan vernakularisasi islam, yaitu ajaran dan nilai-nilai Islam yang diekspresikan sesuai dengan kultur atau konteks setempat.
“Dia tetap Islam, tetapi ekspresinya itu sangat universal, sangat terbuka yang kemudian bisa diterima oleh semua kalangan,” ungkap Abdul Mu’ti.
Vernakularisasi Islam menurutnya, Islam tidak dilihat dari ajarannya, tetapi bagaimana pemeluk Agama Islam menjalankan ajarannya. Karena itu acara halal bihalal didalamnya setidaknya memiliki empat sajian agenda.
Sajian agenda yang pertama adalah sifatnya syariat yaitu pelaksanaan Salat Idulfitri. Agenda kedua adalah mudik yang merupakan tradisi atau budaya, tapi menurut Mu’ti tradisi mudik ini juga dapat dimaknai sebagai mudik spiritual dan kultural.
“Mudik kultural itu juga khas Indonesia, betapa pentingnya minta maaf itu sampai harus berjam-jam dan melewati kemacetan yang luar biasa,” ungkap Mu’ti.
Sementara itu jika dilihat dari sisi ekonomi, mudik ini juga merupakan periode perputaran uang yang besar di Indonesia. Bahkan Abdul Mu’ti menaksir ada perputaran uang triliunan rupiah saat orang-orang sedang mudik.
Bagi umat Bangsa Indonesia, mudik dan idulfitri itu bagaikan dua hal yang berbeda namun tidak bisa dipisahkan karena tidak akan ada mudik jika tidak ada idulfitri. Setelah mudik, sajian agenda ketiga adalah silaturahmi, dan yang keempat adalah seremonial yang dilakukan oleh instansi.
Dalam agenda seremonial halal bihalal, Abdul Mu’ti menyebutkan didalamnya ada 4R, yaitu reflection (muhasabah), refreshing (bergembira), recreation (semangat kembali), dan R yang terakhir adalah reconciliation-resolution menjadi penting di situasi dunia yang ‘terbelah’.