MUHAMMADIYAH.OR.ID, PABELAN – Guru Besar Pemikitan Politik Islam FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Din Syamsuddin mengungkapkan Wasathiyah adalah ajaran Islam yang mengarahkan umatnya agar adil, seimbang, bermaslahat dan proporsional, atau sering disebut dengan kata “moderat” dalam semua dimensi kehidupan.
Wasathiyah, lanjut Din, mulai muncul kembali sekitar tahun 2000-an setelah maraknya aksi teror yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku paling Islami yang berbuat anarkis. Sekelompok orang ini lah yang mengakibatkan Islamophobia di kalangan masyarakat. “Maka dari itu Islam Wasathiah menjadi hal yang penting di era sekarang ini,” ujar Din pada kajian karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (25/2).
Din menyampaikan ada tujuh aspek yang masuk dalam konsep Islam Wasathiyah, yakni, Al-I’tidal, At-Tawazun, At-Tasamuh, As-Syura, Al-Islah, Al-Qudwah, dan Al-Muwatonah.
Di jelaskan oleh Din, Al-I’tidal itu artinya adil tidak memihak siapapun. Sebagaimana dalam Sholat, I’tidal itu posisi lurus yang tidak condong ke manapun.
Aspek kedua lanjut Din, yakni At-Tawazun yang artinya keseimbangan, bagaimana masyakarat itu bisa seimbang antara agama, bangsa, negara bahkan dunia. Kemudian yang ketiga yakni At-Tasamuh yang berarti rasa saling menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya. Dengan seperti ini kata Din, maka perpecahan pun tidak akan terjadi.
Aspek keempat yakni As-Syura, kecenderungan untuk membicarakan masalah secara bersama (musyawarah). Kelima, Al-Islah yang berarti melakukan perbaikan. Kata Din, Istilah disini yakni apabila ada kerusakan dalam tatanan kehidupan itu selalui dilakukan perbaikan.
Kemudian, aspek yang keenam yaitu Al-Qudwah yang artinya pelopor, atau yang mengambil inisiatif, dan yang ketujuh yaitu Al-Muwatonah yang berarti kewarganegaraan. “kita mengakui sebuah negara dan kita mau membangunnya,” sambungnya.
Pada kesempatan itu Din berpesan, warga Muhammadiyah itu harus luwes, luas pikirannya, luas wawasannya dan tegas. Menurutnya kerukunan beragama itu bukan basa-basi belaka melainkan kerukunan yang sejati.