MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Kader Muhammadiyah di luar negeri adalah duta-duta Indonesia, Muslim, dan Muhammadiyah dalam konteks hubungan internasional. Maka kader-kader Muhammadiyah di luar negeri adalah bagaian dari kekuatan diplomasi.
Pengalaman belajar di luar negeri akan menjadi bagian penting bagaimana kita juga tidak hanya mengenalkan Indonesia tetapi Islam dan Muhammadiyah. Maka, bisa dibilang kader Muhammadiyah yang sekolah di luar negeri punya keunggulan dibanding yang tidak termasuk dalam kemapuan bahasa.
“Ini saya kira menjadi bagian penting oleh karena itu pengalaman berinteraksi dengan berbagai komunitas menjadi upaya pengayaan kompetensi kita dan pada bagian yang lain menjadi upaya kita untuk menyosialisasikan upaya Muhammadiyah di kalangan masyarakat di sana,” kata Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.
Contonhnya, Taiwan menjadi negara yang dimana komunitas Indonesia sangat besar. Baik kelompok pekerja migran juga kalangan mahasiswa. Maka menurut Mu’ti penting agar komunikasi itu dibangun baik antar warga Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) juga komunitas Indonesia agar semakin dekat satu sama lain.
Hal lainnya yang tidak kalah penting membangun jejaring dengan masyarakat di Taiwan atau organisasi-organisasi di Taiwan.
“Kita coba melakukan upaya kerjasama antara Muhammadiyah baik itu Perguruan Tinggi, Rumah Sakit, maupun amal usaha lainnya dengan organisasi atau masyarakat,”terang Mu’ti.
Dalam konteks berinteraksi itu kemampuan kita untuk bagaimana Muhammadiyah diterima menjadi sebuah keniscayaan dan karena itu maka perlu ada spirit hijrah. Spirit yang dimiliki para kaum muhajirin di mana mereka memiliki kekuatan keyakinan dan memiliki visi dan komitmen menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Sehingga berbagai upaya meneguhkan ideologi harus terus menerus dilakukan apalagi ditengah masyarakat yang terbuka dan beragam.
“Apalagi Taiwan menjadi negara yang masyarakatnya terbuka dan memiliki kritik tertentu terhadap agama Islam. Maka bagaimana kita harus bisa menunjukkan Islam sebagai agama yang damai dan kita menunjukkan kehadiran PCIM untuk berdakwah dan memberikan pelayanan bagi masyarakat khususnya bagi masyarakat Indonesia di Taiwan harus dilakukan terus menerus,” pungkas Mu’ti, Sabtu (6/2) dalam Cyber Silaturrahim Kader Muhammadiyah Taiwan.