MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Muhammadiyah ini bisa memperluas dakwah melalui para diaspora Muhammadiyah. Tentu bagi kader Muhammadiyah yang menjadi mahasiswa di luar negeri apabila lulus ada kemungkinan pulang ke Indonesia. Namun, Abdul Mu’ti mengimbau jika tetap memungkinkan dan peluangnya ada tidak perlu semuanya harus pulang ke tanah air.
“Jadilah diaspora Muhammadiyah para muhajirin yang bisa memperkuat dakwah Islam dan memperluas dakwah Muhammadiyah di kancah Internasional,” ucap Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini.
Pada abad kedua pasca Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta 2010, Muhammadiyah telah melakukan upaya-upaya internasionalisasi Muhammadiyah. Selain bergabung dengan organisasi di tingkat internasional, dalam kegiatan kemanusiaan dan perdamaian Muhammadiyah termasuk organisasi yang memiliki kemitraan dengan lembaga-lembaga di dunia.
Karena itu, menurut Mu’ti, upaya internasionalisasi itu bisa didukung para sarjana Muhammadiyah yang setelah lulus misalnya menjadi professor di Kampus atau menjadi pekerja professional di kantor-kantor di negara tempat belajarnya.
“Ini sangat mungkin bisa dilakukan karena internasionalisasi itu tidak bisa kemudian hanya bergantung pada mahasiswa Muhammadiyah yang belajar disuatu negara. Karena memang ini sangat terkait dengan kemampuan mahasiswa dan keluarga besar Muhammadiyah untuk bisa studi di luar negeri dan ketersediaan beasiswa,” jelas Mu’ti, dalam kegiatan Cyber Silaturrahim Kader Muhammadiyah Taiwan, Sabtu (6/2).
Maka, menjadi diaspora Muhammadiyah di luar negeri dapat menjadi salah satu upaya internasionalisasi Muhammadiyah. Dengan maksud, memperluas gerakan dalam bentuk menjangkau kegiatan dan melakukan kegiatan yang terbuka di masyarakat.