MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Dalam Islam, kepemimpinan disinggung dalam banyak ayat dan hadis dengan berbagai peristilahan berbeda dari seperti Imam, Khalifah, Wali, Ra’in, hingga Malik.
Menurut Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Anhar Anshori, disinggungnya peristilahan pemimpin dalam berbagai istilah menunjukkan tingginya perhatian Islam terhadap tanggungjawab.
Kepemimpinan pun memiliki tingkatan klaster yang berbeda dari tingkat komunitas negara, suku, keluarga, hingga klaster terkecil seperti diri sendiri.
Allah sendiri di dalam Alquran menurut Anhar juga memakai istilah pemimpin atau Malik saat meminta manusia mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah dilakukan selama di dunia.
“Maliki Yaumid-din, Allah yang merajai, yang menguasai hari pembalasan di hari akhirat kelak,” urainya dalam pengajian Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ahad (17/1).
Dalam tradisi Islam yang bersumber dari hadis Nabi, berbagai istilah pemimpin seperti Imam, dan Khalifah kerapkali digunakan bersinggungan dengan proporsi tanggungjawab yang berbeda.
Karena itu, Anhar berpesan agar warga Muhammadiyah memperhatikan aspek kepemimpinan dengan menjadi warga Persyarikatan ataupun warga bangsa yang selalu mengutamakan tanggungjawab.
Apalagi, tema kepemimpinan terangkum secara implisit pada bab Tauhid sebagai identitas gerakan Muhammadiyah seperti yang sedang dia jelaskan.
“Secara sederhana saya katakan jika orang ingin eksis sebagai pemimpin, harus berangkat dari diri sendiri. kalau kita tidak bisa memimpin pikiran, hati kita, ilmu yang kita miliki, mana mungkin kita bisa memimpin orang lain,” imbuhnya. (afn)