MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi bagian kesehatan Agus Taufiqurrahman harap-harap cemas dengan hasil uji klinis vaksin Sinovac tahap tiga yang akan diumumkan malam ini di Brasil.
“Pertama, kita berharap dengan ditemukannya vaksin maka pandemi ini segera teratasi dengan baik,” jelasnya dalam forum Rapat Koordinasi MCCC PWM dan PDM se-Indonesia, Rabu (23/12).
Petang ini, Brasil menjadi negara pertama yang menyelesaikan uji coba tahap 3 vaksin Sinovac buatan negeri Tiongkok. Vaksin serupa juga sedang diuji di Turki dan di Indonesia yang uji klinis tahap tiganya diperkiarakan akan keluar pada akhir Januari 2021.
Di Brasil, hasil uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac BionTech China disebutkan telah melewati ambang batas efektivitas 50 persen yang berarti Brasil akan segera mengizinkan peredaran vaksin Sinovac bagi warganya.
Bagi Agus, kabar ini sedikit membuat lega. Sebab, kebutuhan vaksin sangat mendesak bagi Indonesia yang mengalami angka penularan Covid terbesar di wilayah Asean
Namun Agus juga mengaku khawatir dengan perkembangan mutasi terbaru virus Covid-19 yang terjadi di Inggris dua pekan ini. Jika mutasi serupa terjadi di Indonesia, maka vaksin akan tidak berguna.
Ada Mindset yang Salah Tentang Vaksin
Senada dengan Agus Taufiqurrahman, Ketua MCCC Agus Syamsudin meminta agar MCCC turut aktif memberikan pengertian yang benar tentang vaksin.
Selama ini, menurutnya pemberitaan vaksin lebih banyak menimbulkan kesalahpahaman bagi orang awam.
“Karena itu saya ingin teman-teman MCCC membetulkan narasi-narasi tentang vaksin ini yang menunjukkan kemampuan berpikir kita dalam menangani pandemi,” pintanya.
“Vaksin itu game changer. Maka kami akan mendukung vaksinasi ini. Para ahli semuanya sangat berhati-hati, punya integritas terkait dengan vaksin ini,” ucap Agus meyakinkan.
Indonesia telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang akan disusul dengan pengiriman 1,8 juta dosis tambahan pada awal tahun 2021 setelah lulus uji klinis tahap tiga.
Bukan tanpa alasan, Indonesia memilih mendatangkan vaksin Sinovac karena vaksin ini tidak seperti vaksin dari kebanyakan negara Eropa yang hanya bisa bertahan jika disimpan dalam suhu minus 80 derajat yang membuat distribusi ke seluruh wilayah tropis Indonesia akan sulit.
Sementara itu vaksin Sinovac dapat disimpan di lemari es standar dengan suhu antara 36 dan 46 derajat Fahrenheit, membuatnya lebih mudah untuk didistribusikan oleh negara seperti Indonesia. (afn)