MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Memasuki usia abad kedua Muhammadiyah, Lazismu mulai menatap agenda internasionalisasi gerakan dakwah Muhammadiyah ke dunia global.
Berakar dari hasil rumusan Muktamar ke-47 di Makassar 2015, Internasionalisasi Muhammadiyah dianggap layak dilakukan menimbang pondasi gerakan yang telah kokoh di dalam negeri.
Mendukung gagasan itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari memandang ada tiga hal mendasar yang dibutuhkan dalam proyek internasionalisasi Muhammadiyah.
Pertama, Lazismu menurutnya perlu mendefinisikan kembali 8 asnaf lebih aktual berkaitan dengan isu kemanusiaan universal.
Hajriyanto juga mengatakan, kerja-kerja filantropi pun harus mulai diperbanyak varian dan cabangnya guna menopang gerakan Muhammadiyah membangun gagasan moderasi Islam dan kemanusiaan universal.
“Ke depan semoga terbangun masyarakat kemanusiaan antar bangsa. Di mana hubungan-hubungan itu berdasar pada upaya menjunjung tinggi kemanusiaan. Peran Muhammadiyah dan organisasi sejenisnya sangat penting,” tekannya dalam acara Pra Rakernas Lazismu 2021, Rabu (2/12).
Kedua, Lazismu dan Muhammadiyah secara umum perlu untuk mulai banyak menerjemahkan dokumen, berita maupun laporan program-program Muhammadiyah dalam bahasa Inggris.
Terakhir, Hajriyanto yang juga Ketua PP Muhammadiyah tersebut berpesan agar kepercayaan umat dan pihak yang bekerjasama dengan Lazismu sepenuhnya dijaga melalui audit internal dan audit eksternal.
“Jika kepercayaan itu tidak terjaga dengan baik, maka selesailah dia. Mewujudkan good corporate governance dan peningkatan sumber daya manusia juga sangat perlu,” tutupnya.