MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Inginkan kemajuan segala lini, Ketua PP Muhammadiyah bidang Kader, Dahlan Rais inginkan yang berkemajuan bukan hanya kesehatan, pendidikan, dan sosial, tapi masjid-masjid Muhammadiyah juga harus seiring sejalan dalam jalur kemajuan.
Kepada pengurus atau takmir masjid Muhammadiyah seluruh Indonesia untuk senantiasa mengaktifkan atau memberdayakan masjid untuk penguatan dakwah. Di acara Pengajian Pimpinan Muhammadiyah-‘Aisyiyah se DIY pada, Ahad (23/1), Dahlan Rais menyebut bahwa elemen penting dari fungsi masjid adalah manusianya.
Menurutnya, kemajuan yang dijalankan oleh Muhammadiyah harus seimbang, selain pendidikan, kesehatan dan sosial juga harus memajukan masjidnya juga. Sebab, jika berkaca dari sejarah masjid di masa nabi, masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat. Sehingga keberadaan masjid tidak bisa dipisahkan dari manusia.
Berbicara tentang keberdayaan masjid tanpa menyinggung manusianya akan menyebabkan misleading. Terkait penguatan manusia atau jamaah, Muhammadiyah memiliki konsep yang luar biasa yaitu Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah (GJDJ).
Gerakan ini diformulasikan sejak Muktamar ke-37 di Yogyakarta tahun 1968. Disempurnakan pada Muktamar ke-38 di Makassar tahun 1971, dan akhirnya diputuskan pada muktamar ke-39 di Padang tahun 1974.
“GJDJ merupakan konsep yang bagus, bahkan diadopsi oleh kelompok lain. Dan kita sendiri keteteran di situ, karena kita melupakan masalah manusianya”. Tuturnya.
Dahlan Rais menegaskan, bahwa sebagus apapun konsep yang dibuat akan tetapi jika pelaku atau manusianya tidak memiliki kapasitas maka konsep itu akan menguap, seperti tidak ada. Oleh karena itu, menyiapkan atau menciptakan masjid Muhammadiyah yang berdaya harus diimbangi dengan menyiapkan manusia yang berdaya.
Meski ada adagium yang mengatakan bahwa dzikirnya orang Muhammadiyah itu membangun sekolah dan seterusnya, akan tetapi menurut Dahlan, dzikir seusai salat tidak boleh disepelekan. Karena dzikir seusai salat ini akan menciptakan suasana yang mengajak atau menarik manusia supaya betah di masjid.
Memberdayakan masjid tidak hanya dilakukan oleh para orang tua, melainkan juga dianjurkan kepada kaum muda senantiasa memberdayakan masjid. Maka Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang berisi kader PM, IPM, IMM, NA dan lain-lain harus gemar dan cinta masjid.