MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA– Meski agak telat, rencana penerapan PSBB untuk seluruh provinsi di Jawa dan Bali yang akan mulai diterapkan pada 11 sampai 25 Januari 2021 dinilai tepat.
Demikian disampaikan oleh Manager Program Gerakan Ketahanan Pangan Keluarga (Getapak) PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan. Alasannya menyebut keputusan PSBB terlambat karena kasus terpapar dan korban meninggal akibat Covid-19 sudah sangat banyak.
“Saya setuju dengan keputusan PSBB, syukur-syukur lebih ketat. Walau sebearnya keputusan ini agak terlambat,” ungkapnya saat dimintai keterangan reporter muhammadiyah.or.id pada (6/1).
Up date pada (6/1/2021) kasus covid bertambah 8.854 kasus baru. Dengan demikian total ada 788.402 kasus covid-19 di Indonesia. Menurutnya jumlah kasus ini bisa ditekan apabila sejak awal Pemerintah serius dan tegas dalam mengambil keputusan, serta menerapan protokol kesehatan dengan ketat.
Di sisi lain, secara psikologis saat ini masyarakat sudah mulai mengabaikan wabah Covid-19 ini. Sehingga sikap kehati-hatian masyarakat jauh berkurang dibanding dengan masa awal pandemi.
Namun demikian, Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah ini juga mengakui bahwa, dengan diterapkan PSBB akan berpengaruh pada melemahnya sektor ekonomi.
PSBB Berdampak Pada Ekonomi ?
“Dengan adanya PSBB tentu secara ekonomi akan terasa dampaknya. Tergantung seberapa ketat pemerintah menekan dan menutup aktivitas masyarakat,” sebut Bachtiar.
Menurutnya, ini soal prioritas antara menyelamatkan nyawa dan ekonomi. Tapi ia menyebut ekonomi akan melambat beberapa waktu tidak masalah, asal nyawa manusia terselamatkan.
Ia juga menekankan bahwa, Pemerintah memang harus lebih memprioritaskan keselamatan jiwa manusia dari pada ekonomi. Menurutnya ekonomi bisa dipulihkan, akan tetapi nyawa manusia tidak.
“Dengan pengetatan ini, maka kondisi ekonomi akan sulit. Pemerintah harus cepat mengalokasikan dan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang paling terdampak,” imbuhnya
Masyarakat juga harus diminta proaktif dan meningkatkan solidaritas, saling membantu, dan meringankan antar sesama. Setidaknya ke lingkungan tetangga dan keluarga besar.
“Solidaritas dan saling menolong, saling membantu, dan memberi sebagai wujud kebersamaan. Bahwa corona adalah masalah bersama, sehingga harus bekerja sama dan bersama-sama saling meringankan,” tutupnya.