MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan sesama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya, masing-masing dengan memelihara hak dan kehormatan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. An Nisa ayat 36:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (An-Nisa’: 36).
Divisi Kajian Kemasyarakatan dan Keluarga Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Muhammad Abdul Fattah Santoso pada Pengajian Tarjih pada Rabu (14/09) memaparkan prinsip-prinsip umum dalam akhlak bertetangga menurut Islam, di antaranya:
Pertama, menunjukkan keteladanan dalam bersikap baik kepada tetangga.
Sejalan dengan hadis: “dari Abu Syuraih al-Khuza’i bahwa Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.“ HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua, memelihara kemuliaan dan memuliakan tetangga.
Dalam hadis disebutkan: “dari Abu Hurairah dia berkata: “Rasulullah Saw berkata: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, bermurah-hati kepada tetangga yang ingin menitipkan barang atau hartanya.
Dalam hadis disebutkan: “dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman.” Ditanyakan kepada Rasulullah: “Siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw bersabda: “Yaitu seseorang yang tetangganya tidak bisa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keempat, menjenguk tetangga bila sakit.
Dalam hadis disebutkan: “dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kelima, mengasihi tetangga sebagaimana mengasihi keluarga/diri sendiri.
Dalam hadis disebutkan: “dari Anas dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba beriman hingga dia mencintai tetangganya,” atau beliau mengatakan, “(dia mencintai) saudaranya sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri.“ H.R. Bukhari dan Muslim (dengan redaksi Muslim).
“Aplikasi akhlak terhadap tetangga itu saling berkunjung dan tolong menolong, menyatakan ikut senang hati saat tetangga sukses, menghibur tetangga saat alami musibah/kesusahan, melayat tetangga saat wafat dan ikut mengurusinya, bersikap pemaaf dan lapang dada saat tetangga salah, dan membiasakan memberikan makanan atau oleh-oleh,” ucap Fattah.