MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANYUMAS– Dalam kunjungannya ke Kabupaten Banyumas, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan Muhammadiyah termasuk ‘Aisyiyah tidak pernah berhenti membangun fisik dan ruh, untuk cita-cita besar Muhammadiyah. Cita-cita tersebut merupakan membangun dan mewujudkan umat terbaik. Dalam perspektif Muhammadiyah, umat terbaik adalah masyarakat utama yang memiliki serba unggul dan kebaikan. Mengutip Ibnu Katsir, umat terbaik adalah yang mampu memberikan manfaat kepada seluas-luasnya manusia.
Lembaga pendidikan Muhammadiyah, termasuk pondok pesantren merupakan tempat bersemainya generasi yang unggul dan menjadi penggerak peradaban. Hal tersebut juga dilakukan oleh ‘Aisyiyah melalui ribuan Taman Kanak-kanak (TK). Semua itu, kata Haedar, merupakan lembaga pendidikan modern yang merespon dan relevan dengan zaman.Tidak cukup di Indonesia, Muhammadiyah juga mengembangkan lembaga pendidikan di luar negeri.
“Usaha Muhammadiyah lewat lembaga pendidikan nya baik di dalam dan luar negeri, semua itu tidak lain merupakan untuk mengoperasikan masyarakat utama, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.” Ucap Haedar di acara Peresmian Gedung Umat bin Khattab dan peletakan batu pertama Masjid KH. Ahmad Dahlan Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah, sekaligus Penandatanganan Prasasti Gedung Dakwah Ranting Muhammadiyah Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Masyarakat utama, imbuh Haedar, merupakan masyarakat yang berdiri tegak dan kokoh di atas pondasi tauhid. Nilai tauhid di Muhammadiyah diejawantahkan Warga Muhammadiyah untuk selalu dekat dengan Allah SWT sekaligus membentuk masyarakat dan insan yang saleh.
Masyarakat utama, lanjut Haedar, juga melahirkan yang berkepribadian baik. Oleh karena itu melalui lembaga pendidikan Muhammadiyah dibina untuk dibina menjadi Khair Al Ummah.Umat terbaik dalam pendidikan Muhammadiyah ingin membentuk insan yang cerdas dan berilmu. Hal ini segaris dengan nilai Islam, sebagai negara yang menegangkan keilmuan, sebagaimana tercermin dalam Ayat pertama yakni membaca. Tradisi membaca ini dimaksudkan untuk merawat kehidupan.
Menurutnya, membaca bukan hanya dalam bentuk namun juga konteks untuk menjawab segala tantangan baik yang sudah maupun yang akan dihadapi ke depan.
“Kita harus bersungguh-sungguh, kita dan pemerintah harus bekerjasama untuk membangun pendidikan yang maju, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan menata peradaban. Melalui IPTEK negara akan maju,” imbuhnya.
Guru Besar Sosiologi ini mengajak kepada Warga Muhammadiyah, terlebih generasi mudanya dan bangsa Indonesia untuk tidak segan belajar ke seluruh penjuru dunia. Tidak boleh melakukan dikotomi negara-negara yang baik dan tidak sebagai tempat menimba ilmu. Sebab setiap bangsa memiliki sisi-sisi lain yang perlu untuk dieksplorasi dan dipelajari ilmunya untuk diaplikasikan di Indonesia.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas, Ibnu Hasan dalam sambutannya menuturkan bahwa sebaran alumni Pondok Pesantren Modern Zam-Zam Muhammadiyah, Banyumas menuturkan bahwa sudah tersebar di berbagai negara untuk melanjutkan menuntut ilmu bukan hanya di Indonesia diantaranya ada di Jepang,Turki, Mesir, dan Sudan. Selain itu, pondok modern ini juga melakukan pendampingan ponpes Muhammadiyah yang lain.