MUHAMMADIYAH.OR.ID, CIANJUR—Hunian darurat yang didirikan oleh Muhammadiyah melalui Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan LazisMu dinilai ramah bagi perempuan dan anak, mendapat apresiasi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawanti.
Hal itu disampaikan setelah Menteri Bintang Puspayoga mengunjungi Hunian Darurat yang didirikan oleh Muhammadiyah di Desa Sukamulya. Di desa ini, Muhammadiyah mendirikan 250 unit yang dibagi ke dalam enam blok. Menurutnya, salah satu yang membuat hunian ini layak bagi perempuan dan anak karena satu petak hanya dihuni oleh keluarga dalam satu Kartu keluarga (KK).
“Mudah-mudahan ke depan hal ini terus digerakkan untuk memberikan lebih banyak lagi pendampingan kepada masyarakat Cianjur yang sedang mengalami musibah.” Ucapnya seperti dikutip pada (10/12) dari siaran pers yang diterima muhammadiyah.or.id.
Perempuan Bali pertama yang menjadi Menteri RI ini menambahkan bahwa, model Hunian Darurat yang didirikan oleh Muhammadiyah bisa menjadi role model bagi kelompok relawan lain dalam memberikan bantuan atau penanganan bencana. Sebab Hunian Darurat yang satu petaknya diisi oleh satu keluarga ini sangat representatif, terlebih bagi perempuan dan anak.
“Selain itu, mudah-mudahan tenda-tenda yang sangat representatif untuk keluarga ini bisa menjadi inspirasi bagi para relawan lainnya untuk membuat tenda pengungsian yang ramah terhadap keluarga, perempuan, tentunya juga anak,” tutur Menteri PPPA.
Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, Ketua LPB PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menuturkan bahwa di tengah duka akibat bencana, Muhammadiyah tetap berkomitmen untuk menjaga martabat kemanusiaan. Menurut Budi, salah satu bentuk dari komitmen tersebut adalah dengan mendirikan Hunian Darurat bagi penyintas.
Pendirian Hunian Darurat yang dilakukan oleh Muhammadiyah bukan tanpa alasan. Setelah melihat kondisi rumah warga yang rusak parah, Muhammadiyah kemudian melakukan rembug warga dan menyepakati untuk mendirikan Hunian Darurat. Budi menambahkan, hal itu menjadi model pertolongan Muhammadiyah yang bukan hanya datang, memberi lalu pergi.
“Kami datang ke sini bukan lalu pergi begitu saja. Tetapi ingin mendampingi dan bergotong-royong membuat hunian darurat. Hunian darurat ini nantinya bisa ditempati dengan layak bersama keluarga,” ungkapnya.