MUHAMMADIYAH.OR.ID, KENDAL—Muhammadiyah akan menyelenggarakan Muktamar ke-48 pada 18-20 November tahun ini di Surakarta. Banyak yang berharap supaya permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah menjadi teladan baik bagi semua, bukan hanya kalangan internal Muhammadiyah.
Harapan tersebut bukan tanpa alasan, menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015, Prof. Din Syamsuddin Muhammadiyah sudah berpengalaman dalam menggelar permusyawaratan yang elegan dan bermartabat. Bahkan dia yakin sekaligus berharap, Muktamar 48 di Surakarta ini bakal lebih baik.
Di acara Pengajian Ahad Pagi Muhammadiyah Kendal pada (9/10), Din yang saat memimpin Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pondok Labu ini berujar, supaya Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah bermartabat dan menjadi teladan, peserta, peninjau dan penggembira harus berangkat dengan niat suci.
Sesuai dengan tema besar Muktamar 48 Muhammadiyah, “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta,” maka seluruh elemen yang hadir di arena muktamar harus bermisi suci supaya tema tersebut dapat diaktualisasi. “Muktamar merupakan ajang silaturahmi dan silatul fikri di antara sesama pejuang persyarikatan,” ucapnya.
Lurusnya niat dan misi suci tersebut, imbuh Din, diharapkan akan menghasilkan keputusan-keputusan yang berkualitas untuk memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta. Sebab, Muhammadiyah di abad kedua ini bukan hanya bergerak pada ranah nasional, tapi sudah internasional.
Oleh karena itu, keputusan-keputusan yang dihasilkan dari muktamar nanti akan dapat mengakomodir dan memajukan peran Muhammadiyah bagi umat, bangsa, negara dan kemanusiaan universal. Tonggak internasionalisasi Muhammadiyah sudah ditanam sejak lama oleh para pendahulu Muhammadiyah.
Menyinggung tentang kepemimpinan di Persyarikatan Muhammadiyah, Din bersyukur bahwa Muhammadiyah tidak mengalami krisis kepemimpinan. Kader-kader Muhammadiyah tumbuh subur di semua level pimpinan yang memiliki integritas dan mumpuni, termasuk Pengurus yang saat ini duduk di Pimpinan Pusat.
“Bagi kita semua, apapun posisi kita di Muhammadiyah tidak masalah, yg penting kita tetap bisa berperan dalam dakwah Persyarikatan”. Ungkapnya.
Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah nanti, Din berharap supaya tidak ada pihak luar yang mendikte atau mengatur jalannya. Namun demikian, pengalaman Muhammadiyah dalam menyelenggarakan permusyawaratan teladan dan damai membuat dirinya yakin bahwa Muhammadiyah akan tetap pada rel perjuangan yang benar.