MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Program Studi Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta laksanakan kuliah umum dengan Tema “Otoritas Hadis Menuju Masyarakat Islam Yang Berkemajuan”. Sebagai narasumber, Guru Besar Ilmu Hadis UIN Salatiga Muhammad Irfan Helmy menegaskan bahwa mengkaji hadis sama dengan upaya berinteraksi dengan Rasulullah Saw.
“Kita dalam belajar dan mendalami Hadis ini sama dengan kita berinteraksi secara tidak langsung dengan Rasulullah SAW,” ujar Irfan Helmy di Amphitarium Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan pada Sabtu (23/07).
Hadis merupakan sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah baik dalam perkataan, perbuatan, dan ketetapan. Demi menjaga otentisitas, para ulama hadis telah menyusun kriteria dan persyaratan-persyaratan yang sangat ketat dalam proses periwayatannya. Para ulama juga melakukan kritik matan dalam menilai kualitas sebuah hadis.
Karenanya, tidak heran bila Irfan Helmy menegaskan bahwa mengkaji hadis seperti mencoba membangun koneksi dengan Nabi Saw. Pasalnya, Mempelajari bagaimana laku aktivitas Rasulullah sehari-hari, apa saja yang disabdakan kepada para sahabat, dan dengan siapa saja Nabi Saw bergaul dan berbaur. Fokus mendalami ilmu hadis sama artinya dengan mengenal Rasulullah dari jarak yang lebih dekat.
“Dalam ilmu hadis, kita akan mempelajari bagaimana keseharian beliau semasa hidup. Dengan cara itulah kita dapat mengupayakan perilaku kita sama dengan beliau walaupun endingnya tidak akan sama setidaknya kita berusaha untuk mencontoh perilakunya,” ungkap Irfan Helmy.
Disisi lain, Nur Kholis, selaku Dekan Fakultas Agama Islam UAD sekaligus anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dalam sambutannya mengutip tentang ciri islam berkamajuan serta memberikan motivasi kepada seluruh peserta kuliah umum.
“Sebagaimana tema yang diangkat berkaitan dengan islam berkemajuan, setidaknya ada beberapa cirinya dalam islam berkemajuan diantaranya, prinsip tauhid, merujuk kepada Al-Quran dan hadis, terus menerus menghidupkan ijtihad dan tajdid, mengembangkan islam wasathiyah, dan meneguhkan islam rahmatan lil ‘alamin,” ujar Nur Kholis.