MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sejak tahun 2015 hingga sekarang terus bertambah terdapat data menyebutkan pelaku korupsi 86% adalah lulusan perguran tinggi, baik S1, S2, S3 bahkan bertitel guru besar. Padahal tindakan korupsi merupakan kejahatan perampokan harta negara yang hakikatnya harta rakyat Republik Indonesia.
Begitulah disebutkan Busyro Muqoddas, Ketua PP Muhammadiyah saat mengingatkan mahasiswa baru Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta dalam Masa Ta’aruf Mahasiswa Unisa pada, (21/12).
Mantan Ketua KPK tersebut mengingatkan mahasiswa akan bahaya korupsi di negeri Indonesia karena krisis kepemimpinan. Sehingga kata dia mahasiswa harus punya modal tiga hal aga menjadi pemimpin masa depan yang tidak korup.
Luruskan Niat Menjadi Pemimpin
Pertama perkuat dan luruskan niat menjadi pemimpin berilmu amaliah dan beramal ilmiah. Busyro mengerangkan, kuliah dimanapun bukan untuk sekedar mejadi ilmuan ( orang yang berilmu ) tetapi kuliah itu hakikatnya adalah menjadi pemimpin yaitu pemimpin yang berilmu.
“Berilmu yang diamalkan atau ilmu amaliah dan sekaligus beramal yang berdasarkan ilmu bukan amal yang sembarang amal tapi beramal ilmiah,” kata Busyro dihadapan 700 lebih partisipan mahasiswa Unisa.
Kuliah bukan hanya ingin menjadi meraih gelar S1, S2, S3 bahkan Profesor, itu gampang kata Busyro, tetapi bukan itu, karena tujuannya adalah menjadi pemimpin landasanya adalah salah satunya hadist Nabi, kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun an ra’iyyatihi.
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya,” (HR Bukhori)
Kedua aktif dalam aktivitas kepemimpinan dan studi serta amaliah kemanusiaan keilmuan. “Kuliah saja menjadi kutu buku saja itu tidak cukup, itu penting tapi tidak cukup. Oleh karena itu, aktivitasnya perlu dibingkai untuk bidang kepemipinan dan studi,” kata Busyro.
Bermimpilah Sukses
Mengapa tidak cukup kepemimpinan dan studi tapi perlu dilanjutkan dengan amaliah kemanusiaan dan keilmuan. Karena ilmu itu untuk manusia bukan untuk binatang, manusia itu butuh ilmu dengan demikan ilmu itu untuk manusia dan kemanusiaan.
Ketiga bermimpilah, yaitu bermimpilah untuk sukses ibadah sukses studi dan sukses organisasi “Alhamdulillah dengan bimbingan orangtua kita orangtua kami dulu dan bimbingan Muhammadiyah kami kurang lebih memiliki sukses ibadah, sukses dan sukses organisasi,” sebut Buyro menerangkan dirinya.
Jadi tidak mungkin ada Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dan perguruan tinggi Muhammadiyah lain yang jumlahnya di Indonesia ini ada 175 belum diluar negeri, kalau tidak ada yang belum sukses ibadah sukses studi dan sukses organisasi.
Korupsi Bisa Terjadi di Banyak Sektor
Buysro menerangkan bahwa sektor korupsi mencangkup mereka yang bekerja menjadi pagawai negeri dan swasta. Tapi bukan berarti mereka yang pegawai negeri korupsi karena banyak diantara mereka yang juga bersih.
Sedang objek perampokan (red, korupsi) kata Busyro adalah mencangkup pembangunan fisik seperti pembangunan jalan gedung rumah sakit tes pegawai negeri, kenaikan pangkat pegawai negeri, percetakan, transportasi, pertanian.
“Nah termasuk dalam sektor pertanian ada benih, pupuk, penjualan, ekspor impor dan seterusnya. Dan jangan lupa di Indoensia ini telah sampai pada korupsi tanah kuburan bahkan dana haji ini melibatkan menteri agama sekaligus tokoh partai politik,” kata Buyro menambahkan paparannya.
Untuk itu Buyro mewanti-wanti kepada generasi muda kepada mahasiswa untuk teruslah majadi mahasiswa berkeilmuan dan punya karakter kepempinan yang kuat dengan nilai-nilai kemanusiaan sehingga nanti bisa menjadi generasi masa depan bangsa yang mampu memperbaiki nasib bangsa menjadi lebih baik. (Andi)
Hits: 0