MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dalam perkembangannya terus berupaya untuk menjalin kerja sama dengan berbagai sekolah di belahan dunia. Baru-baru ini, Madrasah Mu’allimat telah berhasil menjadi sekolah internasional dengan kurikulum Cambridge dan menjadi sekolah kerja sama British Council pertama di Indonesia.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Madrasah Mu’allimaat-Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dengan British Council dan Cambridge Assessment dilaksanakan di Kantor British Council Jakarta, pada Selasa (13/9). Penandatangan perjanjian kerja sama yang dilakukan turut menghadirkan Direktur Madrasah Mu’allimat Unik Rasyidah, Wakil Direktur Bidang Kurikulum Elpin Eliana, Kepala Urusan Kelas Internasional Dwi Setiyawan, BPH Mu’allimin-Mu’allimaat, dan juga pimpinan dari Madrasah Mu’allimin.
Sementara itu, berbagai pihak dari British Council dan Cambridge Assesment juga turut hadir. Antara lain yaitu James Rene Cleere (Chair of British Council Indonesia), Colm Downes (Director of Education and Society), Jefri Budianto (Secretary), Farida Limbong (Senior Exam Bussines Development Manager), Dian Apriyani (Senior Country Manager dari Cambridge Indonesia), dan Adri Prakoso (Country Manager dari Cambridge Indonesia).
Unik Rasyidah menyatakan bahwa hal ini menjadi kesempatan emas bagi Madrasah karena sesuai dengan visi misi yaitu mewujudkan kader-kader berwawasan global. Selain itu, Elpin Eliana juga turut menegaskan bahwa keberhasilan kelas internasional bagi Madrasah Mu’allimat dalam MoU ini sebagai ajang internasionalisasi kader Muhammadiyah menuju ranah global.
Disamping itu, BPH Mu’allimin-Mu’allimat Amika Wardana, juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada British Council dan Cambridge Assessment International Education atas kepercayaannya dengan Madrasah dan akan terus mengupayakan peserta didik untuk mampu berbahasa inggris.
“Perjalanan ini masih panjang. Upaya selanjutnya adalah bagaimana peserta didik bisa lancar berbahasa Inggris untuk selanjutnya mampu mengimplementasikan materi kurikulum Cambridge dan berwawasan internasional,” ujar Amika.
Lebih lanjut, Dwi Setiyawan mengungkapkan perasaanya karena telah berhasil melakukan MoU dengan Cambridge University Press Indonesia pada bulan Juli silam. Rasa senang, lega, dan puas turut menggambarkan kepuasannya karena keberhasilannya tersebut. Ia mendeskripsikan rasa senangnya karena Madrasah Mu’allimin-Mu’allimat telah menjadi sekolah internasional Cambridge dan tujuan utamanya tercapai. Yang kedua adalah rasa lega, karena telah melewati perjalanan panjang hampir satu tahun dengan memenuhi segala administrasi sehingga bisa mempunyai lisensi secara resmi. Adapun yang terakhir yaitu puas karena telah memiliki kelas bertaraf internasional.
“Kata yang ketiga adalah puas. Mu’allimaat sudah memiliki kelas bertaraf internasional untuk mendukung kemajuan abad 21 yang sesungguhnya dengan menciptakan kader berwawasan internasional,” pungkasnya. (Dita/Syifa)