MUHAMMADIYAH,OR,ID, YOGYAKARTA – Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan selamat atas pelantikan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir atas kepengurusan baru yang merupakan tonggak lanjut dari kepengurusan lama, sebagai satu mata rantai dari perjalanan PCIM yang sudah berjalan cukup Panjang.
Dengan adanya pelantikan kepengurusan baru ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu berharap untuk menjadikan pelantikan ini momentum menjadikan periode ke depan menjadi periode yang lebih baik yang lebih dinamis, lebih progresif, dan menghasilkan karya-karya yang terbaik dalam gerakan Muhammadiyah lewat perhimpunan PCIM Mesir.
“Dengan markas dakwah yang sudah dibangun oleh PP Muhammadiyah dan menjadi tempat aktivitas selama ini, maka kami berharap pengurus baru dapat memanfaatkan markas dakwah ini. Selain untuk kegiatan-kegiatan rutin termasuk untuk terselenggaranya TK ABA yang tentu diharapkan lebih baik dan saat yang sama harus menjadi Pusat Muhammadiyah yang di Mesir khususnya, syukur kalau bisa berkembang ke Kawasan timur tengah,” tutur Haedar, Jumat (7/10) malam.
Sebagaimana niat awal dari membangun markas dakwah ini, Haedar mengimbau untuk jangan berhenti di titik rutin, jangan berhenti di titik dalam aktifitas-aktifitas yang sudah biasa, sehingga pengurus baru dapat memanfaatkan ini untuk kegiatan-kegiatan yang lebih produktif dan membawa kemajuan Muhammadiyah di bumi Mesir.
Kemudian, Haedar juga berharap pengurus baru dapat memobilisasi seluruh potensi sumber daya yang ada di Mesir baik anggota khusus maupun mereka yang simpatisan serta berbagai pihak kepemimpinan harus punya kemampuan memobilisasi potensi sehingga PCIM Mesir betul-betul menuju kepada PCIM yang lebih eksis di bumi Mesir.
“Jika para pengurus itu terdiri dari para mahasiswa, termasuk tentu saja didalamnya mahasiswi, datang dan pergi dari dan ke tanah air untuk pulang kembali, maka sudah saatnya juga PCIM Mesir memiliki anggota-anggota yang berada di Mesir untuk dalam waktu yang lama, sehingga PCIM ini memiliki backup sebagaimana PCIM yang lain juga terdiri dari mereka yang sudah residen sudah citizen ditempat atau negara masing-masing, sehingga dapat mengembangkan Muhammadiyah lebih jauh lagi. Ini penting menjadi pemikiran memperluas radius anggota dan pimpinan serta simpatisan Muhammadiyah di bumi Mesir,” jelas Haedar.
Selain itu, lanjut Haedar, para pengurus baru juga diharapkan untuk terus meningkatkan kualitas para kader yang sedang menimba ilmu di al-azhar dan di tempat-tempat lain agar bagi mereka yang pulang ke tanah air nanti menjadi kader-kader yang ulul albab,kader-kader yang menjadi penggerak persyarikatan Muhammadiyah yang lebih di dinamis, progresif dan lebih berkemajuan.
“Saya percaya dari disiplin ilmu yang dipelajari di bumi Mesir para kader Muhammadiyah, terlebih yang aktif menjadi pimpinan PCIM maupun PCIA juga menjadi kader-kader yang punya kemampuan perspektif atau wawasan dan berbagai relasi yang lebih inklusif, lebih progresif dan dinamis. Sehingga ketika pulang ke tanah air atau maupun ada yang tinggal tempat tinggal yang tinggal di Mesir mereka adalah kader-kader Muhammadiyah yang mampu memiliki wawasan islam yang berkemajuan dalam multi perspektif dalam era baru sekarang ini memerlukan kader-kader yang pandangan keislamannya melintas batas muhammadiyah banyak tantangannya saat ini,” kata Haedar.
Terakhir, Haedar mengimbau agar adanya PCIM ini dijadikan media untuk mengokohkan peran Muhammadiyah secara institusi maupun para pimpinan Muhammadiyah, kader Muhammadiyah untuk berperan lebih optimal dalam kehidupan, kebangsaan dan kemanusiaan universal.
“Dalam posisi seperti maka kader-kader Muhammadiyah harus radius pergaulannya melintas batas meluas dengan siapa saja dan berbagai pihak, termasuk di kalangan umat islam harus menjadi pelopor untuk mencairkan relasi antara kaum Islam yang begitu beragam tetapi tetap punya kepribadian dan prinsip-prinsip manhaj tarjih ideologi Muhammadiyah dan pemikiran Muhammadiyah,” ujarnya.
“Ke depan tantangan kita semakin berat maka diperlukan para kader Muhammadiyah yang berwawasan melintas batas jika kita ingin mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin dan mewujudkan islam berkemajuan. Maka kuncinya adalah pada para kader anggota dan pimpinan yang memang memiliki kapasitas berperan secara strategis di dalam kehidupan keumatan kemanusiaan universal yang mendalam luas dan melintas batas,” pungkas Haedar.