MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Memang pusat nahkoda organisasi Muhammadiyah ada di Pulau Jawa. Tapi pergerakan Muhammadiyah tersebar di seluruh penjuru nusantara, termasuk di Kalimantan.
Satu abad sudah Muhammadiyah ada Kalimantan. Muhammadiyah membangun ratusan amal usaha yang hebat mulai dari bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial.
Untuk bidang pendidikan, Muhammadiyah mendirikan total ada 10 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang tersebar di semua provinsi di Kalimantan.
Tiga dari sepuluh PTM di Kalimantan tepat ada di kawasan proyek pendirian calon Ibu Kota Negara (IKN) yang baru.
Tiga PTM itu adalah Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Universitas Muhammadiyah Berau, dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Muhammadiyah Tanah Grogot.
Awal Mula Muhammadiyah di Kalimantan
Kedatangan Sarekat Islam (SI) ke Kalimantan pada 1912 oleh para pedagang Banjar yang merantau dari Pulau Jawa diperkirakan menjadi awal pintu masuk bagi Muhammadiyah ke Pulau Borneo.
Semangat pergerakan dengan semboyan “berani karena benar, takut karena salah” menjadi penarik minat masyarakat. Hasilnya, hanya dalam rentang 10 tahun saja, popularitas SI tumbuh besar di berbagai kota dengan mendirikan Gedung Kalap (club).
Karena aktivitasnya yang dianggap berbahaya bagi eksistensi penjajah, pemerintah kolonial membatasi ruang gerak SI. Akibatnya, pergerakan SI tak bisa berkutik dan berkembang.
Pada tahun 1925 misalnya, pemerintah Hindia Belanda melarang kunjungan Cokroaminoto dan Agus Salim (anggota SI sekaligus anggota Muhammadiyah) ke Banjarmasin.
Muhammadiyah Jeli Bergerak
Meredupnya aura SI segera diambil oleh Muhammadiyah sejak awal 1920-an. Status Muhammadiyah sebagai organisasi non politik menguntungkan posisi Muhammadiyah.
Muhammadiyah lebih leluasa bergerak tanpa ada hambatan berarti dari pemerintah Hindia Belanda. Kendati, Muhammadiyah tetap membolehkan setiap anggotanya berpolitik tanpa membawa nama organisasi.
Pergerakan Muhammadiyah semakin pasti. Berawal dari Sekolah Muhammadiyah pertama di Alabio, Kalimantan Selatan, Muhammadiyah melebarkan sayap ke semua daerah di Kalimantan.
Muhammadiyah mulai merambah dan berkembang hingga ke Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan, Sanga, Bulongan, Muara Tewe, Puruk Cahu, Sampit, Mandomai, Pulang Pisau, Kuala Kapuas, Rantau, Haruyan, Kandangan, Barabai, Sungai Alang, Karang Intan, Martapura, Pelaihari, Kotabaru, dan Pagatan.
Penerimaan Masyarakat Adat dan Lokal terhadap Muhammadiyah
Buku Sejarah Daerah Kalimantan Selatan (1977) menyebut Muhammadiyah mendapatkan dukungan besar dari masyarakat karena kedatangan dai dan mubaligh Muhammadiyah diikuti dengan dibukanya panti asuhan, rumah sakit, balai pengobatan beserta sekolah-sekolah dari TK-SMA.
“Karya Muhammadiyah dinilai besar manfaatnya bagi kepentingan masyarakat terutama sumbangan Muhammadiyah dalam dunia pendidikan yang berhasil melahirkan pemimpin-pemimpin masyarakat di daerah semasa itu untuk masa pergerakan dan menggaungkan ide Indonesia merdeka,” demikian buku di atas mencatat.
Hasilnya, untuk pertama kali Banjarmasin menjadi tuan rumah dari perhelatan Kongres Besar Muhammadiyah ke-24 yang berlangsung pada 15-22 Juli 1935 dan diikuti oleh 400 peserta dari seluruh daerah di Hindia Belanda.
UMKT, Wajah Satu Abad Muhammadiyah di Kalimantan
Dari 10 Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang ada di Kalimantan, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) merupakan universitas terbaik. Di Indonesia, UMKT menempati peringkat 270 berdasarkan data Webometrics tahun 2022. Prestasi UMKT merupakan estafet dakwah sejak Muhammadiyah pertama kali masuk ke tanah Borneo.
Berdiri pada tahun 2017, UMKT berasal dari penggabungan dua PTM, yakni STIKES Muhammadiyah Samarinda yang berdiri sejak tahun 2009 dan STIE Muhammadiyah Samarinda yang berdiri sejak tahun 1981.
Di luar prestasi akademik, UMKT banyak memiliki mahasiswa yang berprestasi di ranah non-akademik. Terbaru, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, mahasiswa UMKT menyumbang lima medali emas untuk provinsi Kalimantan Timur.
Mimpi UMKT: Harmonisasi Islam dan Teknologi
Anik Puji Rahayu dalam Model Dan Strategi Tata Kelola Perguruan Tinggi Berdaya Saing (2019) mencatat bahwa tujuan UMKT adalah menghasilkan lulusan berkarakter yang berpijak pada nilai-nilai Keislaman dan mampu memanfaatkan teknologi informasi yang kontributif terhadap pembangunan, serta menghasilkan produk iptek yang ramah lingkungan.
Membawa misi penyelenggaraan pendidikan Islami berbasis IT, pengembangan riset di UMKT berprioritas pada penyelesaian masalah sosial, lingkungan, pengentasan kemiskinan.
Sebelum pandemi, slogan IT Based Paper Less University telah diterapkan hampir ke seluruh unit tata kelola hingga penugasan mahasiswa. Dalam enam bulan ujicoba, UMKT berhasil mengurangi pemakaian kertas hingga 60 persen.
Sejak 2018, UMKT diketahui telah melaksanakan 16 prinsip Good University Governance, dari soal transparansi hingga budaya mutu. 16 Program Studi yang ada juga telah menyusun kompetensi lulusan sesuai dengan amanah Permenristekdikti No.44 tahun 2015.
Good University Governance sendiri dipahami oleh UMKT sebagai bagian dari akhlak Islam yang niscaya diamalkan. Tak heran, UMKT pernah terpilih menjadi Tempat Ujian Kompetensi (TUK) Regional Kalimantan Timur yang notabene bukan prestasi mudah.
“Visi 2037, UMKT menjadi universitas Islami berbasis teknologi informasi yang unggul di berbagai bidang dan berkontribusi terhadap masalah sosial dan lingkungan dengan tujuan akhir mensejahterahkan masyarakat Kalimantan Timur,” demikian catat Anik Puji Rahayu.
Penulis: Afandi
Editor: Fauzan AS
Hits: 123