MUHAMMADIYAH.OR.ID, SALATIGA—Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi otonom Muhammadiyah memiliki amanah sebagai pelangsung, pelopor, dan penyempurna amanah. Oleh karena itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir berpesan empat hal untuk mendukung pemuda sebagai aktivis dakwah.
Ketua PWM Jateng ini pada, Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Tengah pada, Sabtu (21/5) mengingatkan Pemuda Muhammadiyah untuk mengindahkan Anggaran Dasar Organisasi. Sebab di dalamnya ada tuntunan paham agama Islam yang benar.
“Padahal paham agama yang benar itu tentunya tertuang dalam anggaran dasar organisasi,” papar.
Adapun hal-hal yang dapat mendukung aktivis dakwah yakni. Pertama, Sumber Daya manusia. Ini sangat penting untuk keberlangsungan dakwah Persyarikatan maka perlu disiapkan kader-kader untuk diarahkan agar menjadi aktivis dakwah yang paham agama, paham Persyarikatan dan paham kebutuhan umat.
Kedua, Dukungan Kekuasaan. Ini perlu menjadi perhatian bersama sebab ini dapat menghambat pergerakan dakwah, maka dalam konteks ini kita harus bisa menjaga moderasi politik. Dalam konteks Jateng, kata Tafsir, kader Muhammadiyah harus pandai-pandai dalam memposisikan diri di politik.
Ketiga, Ekonomi. Pemuda Muhammadiyah Jateng bisa berpotensi dalam gerakan dakwah melalui ekonomi. “Maka gerakan aktivis dakwah perlu didukung dan disokong dari sisi ekonomi. Jangan mental konsumen tapi mental produsen,” lanjutnya.
Keempat, Seni. Terlepas dari berbagai pendapat mengenai hukum seni, namun dalam fatwa tarjih masih diperbolehkan. Generasi milenial saat ini mulai gemar bersholawat karena musik gambus.
“Kita tahu bahwa alat mengumpulkan orang paling mudah ialah kesenian, maka seni bagian dari dakwah yang cukup efektif,” jelasnya.
Tafsir juga mengingatkan Pemuda Muhammadiyah untuk belajar dan memahami Islam dengan baik dan benar. Sehingga, mampu membedakan kebenaran dan kesalahan. Cara memahami Islam harus sesuai dengan manhaj yang telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
“Semua sama pada level Syariah yakni bersumber Alquran dan Hadits, namun punya ciri masing-masing dalam level memahaminya”. Ucapnya.
Menurutnya, tidak sedikit aliran-aliran Islam yang memiliki semangat kembali kepada Al Qur’an dan Hadits sebagaimana yang digaungkan oleh Muhammadiyah. Pada level ini sama, akan tetapi dalam cara memahami wahyu atau teks Al Qur’an dan Hadits berbeda. Di Muhammadiyah memakai pendekatan bayani (teks), burhani (konteks), dan irfani (intuisi).
Hits: 25