MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Salah satu kekhasan dalam menempuh pendidikan di lembaga milik Persyarikatan adalah dijumpainya pelajaran wajib bernama Al Islam dan Kemuhammadiyahan, disingkat AIK. Seperti namanya, AIK adalah pelajaran khusus yang mengajarkan dan menekankan pada dua subjek utama yaitu materi Keislaman dan materi Kemuhammadiyahan.
Mata pelajaran ini umum dijumpai di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA). Meskipun wajib, AIK memiliki fungsi berbeda. Bagi mahasiswa/i muslim, AIK ditujukan untuk internalisasi pemahaman Keislaman, sedangkan bagi mahasiswa/i non muslim, AIK hanya berlaku sebatas khazanah keilmuan saja.
“AIK ini merupakan satu pengkhususuan yang dimiliki PTMA. Jadi seluruh PTMA harus mengajarkan AIK, yaiut pelajaran untuk mengenalkan Islam secara dalam dan mengenalkan Muhammadiyah,” kata Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad dalam program Catatan Akhir Pekan Tvmu, Ahad (31/7).
“Diharapkan dari AIK itu lahir kader-kader umat, kader bangsa, dan kader Muhammadiyah. Jadi kita tekankan memahami Islam secara benar sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah, Islam yang moderat, juga diajarkan sejarah dan perjuangan Muhammadiyah, kemana Muhammadiyah itu dan bagaimana dan apa hasil-hasil perjuangan Muhammadiyah terhadap bangsa ini,” imbuh Dadang.
Menurutnya, AIK ke depan perlu diintensifkan lagi agar minimal para alumni PTMA memiliki visi kebangsaan yang selaras dengan pikiran berkemajuan Muhammadiyah. Khusus untuk mahasiswa/i muslim, dia berharap AIK bisa menjadi jaring pengkaderan dan menambah keanggotaan Muhammadiyah.
“Kita ingin alumni-alumni PTMA minimal mengerti Muhammadiyah itu seperti apa. Bahkan saya ingin untuk daerah-daerah yang mayoritas muslim, ditawarkan menjadi anggota Muhammadiyah karena mereka diduga sudah menguasai sejarah Muhammadiyah,” ujarnya.
“Tidak apa kita tawarkan formulir, kita tidak memaksa, tapi kita ajak mereka mengabdi dan beribadah di Muhammadiyah supaya AIK itu betul-betul diimplementasikan dalam kehidupan nyata,” usul Dadang.
Saat ini, kata Dadang ada sedikitnya 500 ribu jumlah peserta didik di PTMA seluruh Indonesia. Jika intensifikasi AIK untuk mengenalkan paham kebangsaan, keagamaan dan kehidupan Muhammadiyah berhasil, dia yakin Indonesia akan lebih mudah terwujud sebagai negara yang adil, makmur, sejahtera.
“Saya kira kepada seluruh PTMA, manfaatkanlah kesempatan ini untuk memberikan informasi pada mahasiswa kita apapun latar belakang mereka. Apakah setelah itu mereka nanti mengamalkan atau tidak, itu tidak masalah. Tugas kita menginformasikan dan menginternalisasikan sehingga mereka punya jiwanya Al Islam dan Kemuhammadiyahan,” pungkas Dadang. (afn)
Hits: 1