MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010 yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pakar Majelis Pembina Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah periode 2022-2027, Sudibyo Markus menyampaikan supaya program fokus pada sistem gerakan, organisasi – kepemimpinan, jaringan dan sumber daya.
Menurutnya hal itu sebagaimana yang tertuang dalam visi dan misi Muhammadiyah jangka pendek 2022-2027. Dalam Muktamar 48 di Surakarta, kebijakan program difokuskan pada tiga hal yaitu sistem gerakan Muhammadiyah yang unggul, menciptakan kondisi dan faktor yang mendukung terwujudnya masyarakat Islam sebenarnya, dan meluaskan peran strategis Muhammadiyah.
Fokus kebijakan program tersebut, menurut Sudibyo Markus dapat dikontekstualisasikan sesuai dengan peta garapan majelis, lembaga maupun biro yang bersangkutan. Misalnya MPKS yang memiliki domain atau medan garap kelompok disabilitas agar bisa lebih fokus dan mampu memberdayakan mereka.
“Melalui MPKS, mampu untuk lebih memberdayakan teman-teman disabilitas dengan ketentuan yang sudah ada.” Ungkapnya dalam acara Silaturahmi MPKS PP Muhammadiyah pada, Jumat (3/3) yang digelar secara daring.
Sementara itu, Mariman Darto, Ketua MPKS PP Muhammadiyah menjelaskan, bahwa pada periode 2022-2027 ini akan memperkuat MPKS pada modernisasi manajemen dan penguatan kapasitas. Modernisasi manajemen menurutnya perlu dipenuhi untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Dia menambahkan, transformasi MPKS pada periode ini juga diperlukan untuk akselerasi kemandirian keluarga, komunitas termasuk LKSA, serta advokasi terhadap berbagai kasus masalah sosial yang lain. Sebab masalah kesejahteraan sosial ini tidak akan pernah habis dan akan terus dinamis.
“Masalah kesejahteraan sosial memang tidak pernah habis. Apalagi, kondisi krisis seperti sekarang ini.” ucapnya.
Ke depan, MPKS akan semakin banyak bergandeng tangan dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) dalam pengentasan masalah-masalah sosial. Khususnya dalam program penguatan dan peningkatan pekerja sosial Muhammadiyah agar memiliki etos kerja profesional.
“Ini sangat mendesak keberadaannya sangat penting, terutama di tingkat cabang dan ranting Muhammadiyah. Sertifikasi terhadap profesi pekerja sosial Muhammadiyah juga sangat penting dan perlu segera dilakukan,” ungkapnya.
Hits: 427