MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANJARMASIN – Dalam Surat At Takwir ayat 26, Allah Swt menekankan pentingnya manusia mengetahui tujuan hidup di dunia. Bagi Muhammadiyah, tujuan ini diterjemahkan dalam visi dan misi Persyarikatan, yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yang bahagia di dunia dan akhirat.
“Kita ini hidup tidak untuk hidup dan hidup yang asal hidup. Sebab kalau itu, hewan pun bisa. Maka Allah bertanya faina tazhabun? banyak orang senang mengutip ayat tapi tidak dipraktekkan. Dalam kaitan itulah Kiai Dahlan hadir untuk mengimplementasikan ayat Alquran,” terang Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Dalam lawatannya di Banjarmasin, Sabtu (23/7), Haedar lantas mengisahkan bagaimana Kiai Ahmad Dahlan mengajarkan Surat Al-Ma’un kepada murid-muridnya selama tiga bulan.
Kata dia, perumpamaan umat Islam terhadap Alquran pada saat itu seperti seseorang yang memegang sebuah benda bermanfaat tapi tidak tahu cara mengelolanya. Alhasil benda itu hanya menjadi hiasan semata yang tidak memberikan kemanfaatan.
“Ketika baik umat Islam dan bangsa Indonesia yang pribumi belum mampu mendirikan poliklinik atau rumah sakit atau lembaga pelayanan orang-orang miskin, dengan Al-Ma’un Kiai Ahmad Dahlan mempraktekkan itu. Maka lahirlah lembaga pelayanan orang miskin dan anak yatim. Itu adalah Islam yang dihayati, menjawab pertanyaan-pertanyaan Allah Swt,” terangnya.
Demikian pula ketika Kiai Dahlan mengajarkan Surat Al-Ashr. Kata Haedar, dari pemaknaan surat inilah semangat modernitas Islam yang digagas oleh Kiai Ahmad Dahlan mulai dibangun, yaitu semangat maju yang sama sekali berbeda dengan modernitas ala Barat yang sekuler dan liberal.
“Maka dengan mendirikan sekolah lahirlah sistem pendidikan Islam modern yang memadukan agama dan sains, teori dan praktek dan mendidik anak-anak muslim agar berakhlak mulia, religius, cerdas, berilmu dan mampu hidup dengan siapapun menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. itulah semangat pendidikan Muhammadiyah,” ujarnya.
Kedua hal ini, lanjutnya dilakukan Muhammadiyah semata-mata membangun khairu ummah atau umat terbaik. Apalagi secara global, mayoritas negara tertinggal, korup dan miskin masih didominasi oleh banyak negara berpenduduk mayoritas muslim.
“Untuk membangun khairu ummah itu kita penting punya cita-cita besar dan alhamdulillah Muhammadiyah sudah seperti itu meskipun sekarang persaingan makin tinggi,” tutupnya. (afn)
Hits: 147