MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA — Ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia begitu curam, hal itu dikhawatirkan akan menjadi pemicu ketidakseimbangan atau keguncangan dalam berbangsa dan bernegara. Muhammadiyah melalui Muktamar ke-47 di Makassar mendorong ekonomi berkeadilan melalui putusannya yang menjadikan ekonomi sebagai pilar ketiga gerakan dakwah Muhammadiyah.
Oleh karena itu, menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas sirkulasi ekonomi perlu diperlancar dan diseimbangkan. Jangan sampai ekonomi dan bisnis yang berputar-putar di lingkaran elite saja. Dirinya khawatir jika ketimpangan ini terus berlanjut akan menimbulkan keguncangan.
Menggambarkan kondisi kelas ekonomi bangsa Indonesia dengan bentuk piramid terbalik, Abbas mengatakan bahwa umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia menempati kelas ekonomi di bawah. Jumlah umat yang banyak saling memperebutkan kapital ekonomi yang sedikit.
Berbeda dengan kelompok kelas atas, mereka jumlahnya sedikit namun memiliki kapital ekonomi dan bisnis yang melimpah. “Terus terang saja secara kuantitatif kita mayoritas. Tapi secara ekonomi kita minority. Bila kita dilihat pandangan masyarakat kita seperti piramid, kelas atas, menengah, bawah, dan ummat kita mengisi bagian bawah.” Ungkapnya pada, Selasa (28/2) di acara Silaturahmi Majelis Pemberdayaan Masyarakat periode 2022-2027 secara daring.
Menurutnya ekonomi harus berkeadilan, mengutip Al Hasyr ayat 7, Abbas menegaskan bahwa tidak boleh memutar harta di kalangan elite atau orang kaya saja. Muhammadiyah sebagai gerakan moral dan etik, memiliki tanggungjawab untuk menstabilkan ekonomi dengan landasan perintah Al Hasyr ayat 7 ini. Lebih-lebih Muhammadiyah juga memiliki semangat Al Ma’un yang diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan untuk membela kelompok miskin, dhuafa-mustadh’afin.
Pemerhati Ekonomi Islam ini berharap, dengan ekonomi yang berkeadilan akan menciptakan kebersamaan dan menjaga stabilitas dalam berbangsa dan bernegara. Maka, kerja-kerja menciptakan keberdayaan ekonomi umat yang dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah merupakan gerakan luhur dan mulia sebab akan memperkuat kebersamaan umat, bangsa dan negara.
“Oleh karena itu bagi saya, pekerjaan yang kita kerjaan ini sangat luhur dan mulia karena jika dikerjakan dengan baik akan merajut persatuan dan kesatuan di negara kita.” Imbuhnya.
Selain itu, komitmen Muhammadiyah dalam menciptakan ekonomi berkeadilan juga ditopang oleh Putusan Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar. Di mana ekonomi menjadi pilar ketiga yang akan dimanifestasikan dalam gerakan dakwah Muhammadiyah yang selama ini lebih dikenal dakwah di bidang Pendidikan dan Kesehatan.
Hits: 64