MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center Agus Samsudin bersyukur melihat pergerakan laju pandemi di pulau Jawa yang relatif menurun dalam sepekan terakhir.
“Ini ditandai tidak adanya antrean di IGD, kemudian BOR atau Bed Occupancy Rate-nya sudah turun. Tetapi yang belum turun ada di critical, di ICU masih banyak pasien-pasien yang di Intensive Care Unit,” ungkap Agus saat dihubungi secara daring, Jumat (20/8).
Jumlah yang belum turun di ICU, menurutnya adalah pasien dengan penyakit bawaan (komorbid) yang berat sehingga angka meninggalnya tetap signifikan.
“Jadi saya pikir ini perlu dicermati sekalipun di Jawa, di DKI misalnya katanya sudah mulai hijau tinggal beberapa RT gitu ya, tapi tetap seluruh masyarakat untuk tetap protokol kesehatan, cuci tangan, jaga jarak, itu tetap menjadi perhatian utama,” pesannya.
Kejar Vaksinasi
Turunnya laju pandemi bukan jaminan untuk mengendorkan protokol kesehatan. Usaha menguatkan daya tahan tubuh masyarakat terhadap pandemi menurut Agus diusahakan secepat mungkin melalui vaksinasi.
“Kedua, tentu saja mengajak kepada masyarakat untuk vaksinasi. Vaksinasi itu memang bukan satu-satunya cara dan menjamin. Tapi kalau kita sudah divaksinasi, insyaallah kalau kita terkena Covid akan lebih kuat atau lebih segar,” tuturnya.
Target Muhammadiyah melakukan vaksinasi untuk 2 sampai 4 juta masyarakat umum dilakukan dengan program vaksinasi rutin di delapan titik di berbagai Indonesia. Sampai akhir Agustus ini, Muhammadiyah menargetkan telah menyelesaikan 200 ribu vaksinasi.
“Kita melaksanakan vaksinasi di beberapa lokasi sampai tahun depan. Kita akan melakukan vaksinasi itu delapan tempat. Di samping itu kita juga melakukan vaksinasi di rumah sakit sehingga jumlah dua juta yang kita targetkan itu bisa terlaksana,” jelas Agus.
Tenaga kesehatan Muhammadiyah menurutnya siap mendukung pemerintah, apalagi vaksin yang disediakan oleh Kemenkes dan Polri tersedia dengan baik.
Usaha lain di samping vaksinasi adalah memberikan informasi kepada masyarakat bahwa rumah sakit dan layanannya aman bagi pasien non Covid. Agus menuturkan masyarakat tidak perlu takut sebab pengamanan di rumah sakit telah terstandar dengan baik.
“Itulah yang kita usahakan karena misalnya ada masyarakat yang harus kontrol rutin sebulan sekali. Karena kita akan pisahkan antara tempat masuk yang Covid dan non Covid sehingga siapapun yang berobat ke rumah sakit itu aman,” jelasnya.