MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 dinilai banyak kontradiksi internal dalam rumusan-rumusannya. Contohnya saja, kalau kita lihat antara visi dengan profile itu sudah tidak sesuai. Dalam visinya tidak ada kata iman dan taqwa tetapi dalam profilenya ada iman dan taqwa dan itu salah satu saja dari sekian banyak kontradiksi internal dari rumusan peta jalan itu.
Begitu dikatakan Abdul Mu’ti , Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah dalam Peluncuran Peta Jalan Pendidikan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan FGD Peta Jalan Pendidikan Kemendikbud, Senin (1/3).
“Memang kalau kita lihat visinya saja itu sama sekali tidak ada iman taqwa disitu yang muncul adalah akhlak mulia yang sesungguhnya iman dan taqwa yang ada secara eksplisit baik di pembukaan UUD 45, UUD 45 pasal 31, dan kemudian dalam UU Sisdiknas pada tujuan dan fungsi pendidikan itu kan harusnya iman dan taqwa dan semua aspek yang ada didalamnya tidak boleh dikurangi,” ungkap Mu’ti.
Mu’ti melihat ada upaya melakukan parafrase dalam rumusan Peta Jalan Pendidikan Nasional yang parafrase itu justru mereduksi substansi dari tujuan serta visi pendidikan nasional yang itu harus jadi dasar dalam pengembangan dan falsafah pendidikan nasional.
“Ini menurut saya penting untuk kita tegaskan karena sekali lagi dokumen ini adalah dokumen negara, karena dokumen negara maka tidak boleh bertentangan dengan dokumen kenegaraan yang lainnya. Filsafat pendidikannya seharusnya memang mengacu pada beberapa landasan yang saya sebutkan tadi itu,” tegasnya.
Proses yang Sembunyi-sembunyi
Mu’ti melanjutkan, kejanggalan lain yang terlihat dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional adalah dari sudut pandang proses.
Sambil berkelakar Mu’ti mengatakan proses Peta Jalan Pendidikan Nasional ini seperti ketika analogi Nabi Muhammad saw baru menerima wahyu.
“Ketika beliau menerima wahyu di Mekkah jadi beliau menerima wahyu sembunyi-sembunyi kepada masyarakat. Nah Profil atau peta jalan ini di kemendikbud juga disusun secara sembunyi-sembunyi sehingga BSNP misalnya secara kelembagaan itu tidak terlibat dan tidak dilibatkan,” kata Mu’ti.
“Justru kita banyak mendapatkan info dari bocoran-bocoran yang kami terima karena sifatnya memang ada akses yang kami dapatkan dari sumber-sumber internal. Dan, memang saya tidak tahu persis mengapa hal ini terjadi banyak rumusan dan kebijakan di Kemendikbud selama periode mas Nadiem ini kurang melibatkan partisipasi publik sehingga banyak pikiran-pikiran hebat dari masyarakat itu tidak terakomodir bahkan terkesan disampaikan saya menangkap ada upaya pemaksaan bahwa konsep itu harus diterima. Ini yang membuat kemudian kontradiksi itu memang banyak sekali terjadi,” jelasnya lebih lanjut.
Inkonsistensi Rumusan Peta Jalan Pendidikan Nasional
Belum lagi, kata Mu’ti, misalnya inkonsistensi antara rumusan dari peta jalan ini dengan UU Sisdiknas dengan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan standar nasional pendidikan (ada tiga peraturan pemerintah disitu) dan tentu yang tertinggi dengan UUD 45.
“Saya kira memang secara filosofis kalau kita bicara dalam konteks pendidikan Indonesia kita ini kan menganut sistem pancasila yang turunannya harus konsisten mulai dari pancasila, UUD 45, UUD sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah baru kemudian peta jalan, kalau kemudian peta jalan itu dibuat dengan dasar hukum peraturan menteri ini kan hierarki hukum yang tidak boleh bertentangan satu dengan yang lain,” terangnya.
Sebelumnya juga sudah disampaikan secara sangat eksplisit oleh Prof Haedar bagaimana inkonsistensi itu sangat terlihat dalam rumusan peta jalan pendidikan ini.
Memang nuansa pragmatisme dan dalam beberapa hal misalnya sekularisme itu juga terlihat dalam peta Jalan Pendidikan Nasional, jadi ini kemudian kalau kita lihat secara filsafat pendidikan ini pendidikan yang berorientasi pasar.
Menurut Mu’ti pendidikan yang beriorientasi pada pasar tidaklah semuanya baik karena contohnya saja pada masa pandemi ini semua pasar di Indonesia hancur. Masyarakat dapat bertahan bukan karena menguasai pasar tetapi karena punya prinsip kesabaran buah dari iman dan taqwa itu tadi.
Hits: 13