MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sebagai lembaga pendidikan pertama milik Muhammadiyah, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta telah banyak melepaskan anak panahnya ke seluruh pelosok untuk mencerahkan tanah air.
Di masa sekarang, menurut Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti anak panah Madrasah Mu’allimin harus dilepaskan ke seluruh penjuru dunia. Pasalnya, selain untuk memenuhi kebutuhan internal persyarikatan, khususnya Amal Usaha Muhammadiyah bidang pendidikan juga kemanusiaan universal.
Karena Muhammadiyah diprediksi akan berusia sangat panjang, maka dibutuhkan suplai kader sebagai motor penggerak persyarikatan. Kenyataan tersebut dapat dilihat sebagai tantangan, sekaligus sebagai peluang bagi kader lulusan Madrasah Mu’allimin untuk mengabdi tanpa henti bagi Persyarikatan Muhammadiyah.
“Tantangan internal ini membutuhkan suplai kader, penerus, penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Maka dari itu, kebutuhan kader dari Mu’allimin, Mu’allimat dan lembaga pendidikan lain adalah sama dengan waktu Muhammadiyah eksis di dunia ini.” imbuhnya.
Tidak hanya berdiaspora di internal persyarikatan, anak panah Muhammadiyah juga didorong mengisi pos-pos strategis dalam pemerintahan dan lain sebagainya. Kader Muhammadiyah diharapkan menjadi penentu arah dan pemegang kebijakan supaya arah negara ini lebih baik.
“Alumni Mu’allimin masuk ke stan, ke departemen keuangan dan menjadi anak-anak yang amanah memegang uang rakyat. Tantangan Indonesia perlu dijawab oleh kita semua, termasuk oleh Alumni Mu’allimin.” Harap Sayuti setelah membeberkan fakta ratusan triliun uang negara yang dikorupsi.
Dalam konteks dunia global, Alumni Mu’allimin diharapkan bisa menyebar ke negara-negara di seluruh dunia. Hal itu bisa dilakukan melalui jalur Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang saat ini sudah berdiri di 29 negara. Selain itu, di sana juga bisa mengabdikan diri di AUM internasional.
“Kita patut bersyukur, Muhammadiyah menjadi satu-satunya ormas di Indonesia yang punya kampus di luar negeri, yaitu Universiti Muhammadiyah Malaysia. Yang pertama dapat izin kampus di luar negeri adalah Muhammadiyah,” tuturnya.
Selain UMAM, Muhammadiyah juga sudah memiliki Muhammadiyah Australian College (MAC), di Mesir sudah ada Taman Kanak-kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA), dan masih akan bertambah seiring berkembangnya PCIM di negara-negara lain.
Hits: 1447