MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Muhammadiyah merupakan amanat yang didirikan dan dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan. Kepentingannya adalah untuk menjunjung tinggi dan menegakkan Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama yang diridloi Allah SWT. Demikian diungkapkan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Atang Solihin dalam Pengajian Tarjih pada Rabu (25/05).
“Karena itu menjadi tanggung jawab seluruh warga dan lebih-lebih pimpinan Muhammadiyah di berbagai tingkatan dan bagian untuk benar-benar menjadikan organisasi (persyarikatan) ini sebagai gerakan dakwah Islam yang kuat dan unggul dalam berbagai bidang kehidupan,” tutur Atang.
Menurut Atang setiap anggota dan pimpinan persyarikatan berkewajiban memelihara, melangsungkan, dan menyempurnakan gerak dan langkah Muhammadiyah. Penting pula berkomitmen,istiqomah, serta memiliki kepribadian yang mulia, wawasan pemikiran dan visi yang luas, keahlian yang tinggi, dan amaliah yang unggul.
“Dalam menyelesaikan masalah-masalah dan konflik-konflik yang timbul di Persyarikatan hendaknya mengutamakan musyawarah dan mengacu pada peraturan organisasi yang memberikan kemaslahatan dan kebaikan seraya dijauhkan tindakan-tindakan anggota pimpinan yang tidak terpuji dan dapat merugikan kepentingan Persyarikatan,” terang Atang.
Mengairahkan ruh al-Islan dan ruh al-jihad dalam seluruh gerakan Persyarikatan dan suasana di lingkungan Persyarikatan sehingga Muhammadiayh benar-benar tampil sebagai gerakan Islam yang istiqamah dan memiliki ghirah yang tinggi dalam mengamalkan Islam.
Lebih jauh, setiap anggota pimpinan Persyarikatan harus menunjukkan keteladanan dalam bertutur kata dan bertingkah laku, beramal dan berjuang, disiplin dan tanggung jawab, dan memiliki kemauan untuk belajar dalam segala lapangan kehidupan yang diperlukan.
“Dalam lingkungan persyarikatan hendaknya dikembangkan disiplin tepat waktu baik dalam menyelenggarakan rapat-rapat, pertemuan-pertemuan dan kegiatankegiatan lainnya yang selama ini menjadi ciri khas dari etos kerja dan disiplin Muhammadiyah,” kata Atang.
Para pemimpin Muhammadiyah harus gemar mengikuti dan menyelenggarakan kajian-kajian keislaman, memakmurkan masjid dan menggiatkan peribadahan sesuai ajaran al-Qur’an dan Sunnah Nabi, dan amalan-amalan Islam lainnya. Wajib menumbuhkan dan menggairahkan perilaku amanat dalam memimpin dan mengelola organisasi dengan segala urusannya, sehingga milik dan kepentingan persyarikatan dapat dipelihara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan dakwah serta dapat dipertanggungjawabkan secara organisasi.
“Setiap anggota pimpinan maupun warga persyarikatan hendaknya menjauhkan diri dari perbuatan taqlid, syirik, bid’ah dan khurafat. 16. Pimpinan persyarikatan harus menunjukkan akhlaq pribadi muslim dan mampu membina keluarga yang Islami,” kata Atang.