MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAYAPURA – Bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Atiyatul Ulya menghadiri pembukaan Musyawarah Wilayah (musywil) ke-8 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Provinsi Papua, Sabtu (18/2).
Dalam pembukaan yang digelar di aula Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Papua, Kota Jayapura, Atiyatul mengajak para pegiat ‘Aisyiyah untuk memaknai Musywil ini sebagai forum merefleksikan berbagai program Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Papua periode 2022-2027.
“Pada abad kedua ini, ‘Aisyiyah berhadapan dengan tantangan berat yang menuntut ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan berkemajuan untuk meningkatkan dakwah, merekat ukhuwah dengan berbagai elemen di masyarakat,” pesannya.
Berada di bumi Papua yang sangat majemuk, ‘Aisyiyah kata dia harus mampu mengejawantahkan amanat Muktamar ke-48 tentang Risalah Perempuan Berkemajuan meskipun beberapa program di antaranya seperti Penguatan Keluarga Sakinah, Kelestarian Lingkungan, dan Kerelawanan dalam Penanggulangan Bencana telah dilakukan oleh ‘Aisyiyah.
“Dalam Risalah itu ada 11 komitmen yang mudah-mudahan ke depan bisa diwujudkan bersama-sama oleh seluruh warga ‘Aisyiyah di seluruh wilayah Indonesia ini,” kata Atiyah.
Untuk itu, PWA Papua dia tekankan untuk meningkatkan komitmen kebersamaan dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta.
Posisi ‘Aisyiyah sendiri dalam tubuh organisasi Muhammadiyah kata dia memberi keluwesan bagi para perempuan untuk berkhidmat di samping laki-laki secara setara. Misalnya lewat penegasan dokumen Adabul Mar’ah Fil-Islam yang diteken Majelis Tarjih Muhammadiyah pada tahun 1972.
“Ditegaskan bahwa laki dan perempuan adalah pasangan. Yang namanya pasangan itu tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa kehadiran yang lain. Oleh karena itu kami berharap di Papua ini antara Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang secara citranya menjunjung tinggi laki-laki dan perempuan, maka selalu menjadi pasangan dalam melaksanakan dakwah memakmurkan Islam dan masyarakat di bumi Papua,” dorongnya.
Modal sosial yang telah dimiliki ‘Aisyiyah seperti lembaga pendidikan dari tingkat anak-anak usia dini sampai perguruan tinggi, balai kesehatan hingga berbagai program pemberdayaan sosial dan advokasi diharapkannya makin menggugah semangat ‘Aisyiyah Papua untuk berkhidmat.
“Dalam Islam secara tegas menyatakan misi kehadiran Islam adalah untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. Di ayat lain, laki-laki dan perempuan diberi tugas yang sama sebagai hamba sekaligus khalifah dengan misi mewujudkan kemakmuran di muka bumi, termasuk bumi Papua,” pungkasnya. (afn)
Hits: 561