MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA– Menurut Cendikiawan Muslim, Yudi Latif, selama ini bangsa Indonesia di bombardir dengan cara membaca Indonesia dari atas. Seolah-olah sejarah itu isinya the great man, sementara yang berkeringat di akar rumput tidak punya peran.
Sehingga acara Fachrrodin Award yang diselenggarakan oleh Majelis Pustaka dan Infromasi (MPI) PP Muhammadiyah layak diapresiasi, karena memberikan wawasan dan memperkuat tradisi literasi yang diarahkan untuk menumbuhkan kembali suatu cara pandang untuk melihat sejarah dari bawah.
“Tulisan-tulisan yang diseleksi di Fachrodin Award ini betul-betul menjungkir balikan cara kita melihat Indonesia, cara melihat Indonesia dari bawah,” tuturnya pada Sabtu (19/12).
Menurutnya, memabaca sejarah Indonesia dari atas akan terlihat sebagai negeri yang murung. Tapi kalau melihat Indonesia dari pinggir, kita akan melihat wajah Indonesia yang berpendar cahaya dan optimis.
“Ternyata sejarah itu kita pahami dari kekusutan-kekisruhan dari pusat dari kalangan elite. Tetapi kita bisa bagaimana melihat dalam hidup sehari-hari yang digerakkan oleh orang-orang di akar rumput,” jelasnya
Hal ini memberikan sikap optimisme, karena Indonesia tidak semurung yang kita banyangkan. Dan ini juga memberikan kesadaran bahwa, kemajuan masyarakat tidak melulu diawali dan dilakukan oleh negara.