Oleh: Muhammad Utama Al Faruqi
Sebagian orang bertanya “Apakah jika saya ikut Muhammadiyah, pasti saya akan masuk surga ?”. Lalu membandingkan Muhammadiyah dengan sebagian kelompok tertentu yang menjamin bagi siapapun yang menjadi pengikut setianya dengan surga, karena klaim paling benar dan paling selamat. Lalu, benarkah jika tidak ikut kelompok tertentu itu lalu menjadi sebab terbesar yang menghalangi seorang muslim mendapat surga ?
Masalah lainnya yang juga perlu mendapat perhatian adalah, kelompok tertentu yang menjamin surga tersebut kemudian mengarahkan para pengikutnya untuk melakukan sesuatu, amalan-amalan tertentu yang diklaim sebagai amalan yang menjadi identitas, ciri khas dan sebab mencapai surga, sekalipun itu tindakan yang bertentangan dengan akal sehat dan kemanusiaan.
Sejauh penelusuran, Muhammadiyah tidak pernah mengklaim sebagai kelompok yang paling benar dan merasa berhak untuk memberi label tertentu pada kelompok lain, akan tetapi dalam memahami Islam yang tepat dalam konteks kekinian akan lebih tampak jelas dengan mengikuti pandangan Muhammadiyah.
Muhammadiyah belum pernah (atau bahkan takkan pernah) menjamin surga bagi para kader dan pengikutnya, begitu juga para tokohnya. Jikapun ada, redaksi perkataan itu berbentuk do’a, artinya para tokoh itu berdo’a kepada Allah agar Muhammadiyah dan para pengurusnya diberikan kemudahan, rahmat dan berkah untuk terus beramal kebaikan. Atau anjuran dan pesan agar warga Muhammadiyah terus beramal kebaikan yang memang memiliki dasar bahwa itu akan mengantarkan kepada surga.
Di sisi lain, Muhammadiyah menyediakan fasilitas dan lapangan pengabdian bagi siapapun yang mau berpartisipasi dan berdakwah melalui persyarikatan sesuai dengan bidang masing-masing, dari menjadi guru, relawan bencana, dokter, hingga pelaku seni budaya termasuk sebagai pengurus Muhammadiyah sendiri.
Perkara surga dan neraka setiap orang tidak bisa dijamin oleh Muhammadiyah, tetapi perkara itu kembali kepada setiap diri masing-masing, tentang bagaimana hubungan setiap orang dengan Tuhan, tentang bagaimana hubungan mereka dengan sesama manusia dan makhluk hidup lain, tentang kualitas dan kuantitas amal ibadah dan amal kebaikan lainnya.