MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Membandingkan dengan Perguruan Tinggi Swasta maupun Perguruan Tinggi Negeri lainnya, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad menilai Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) cenderung lebih kokoh dan terjaga dari praktik nir-integritas seperti korupsi hingga rasuah.
Sistem PTMA dinilai kuat karena Persyarikatan memiliki badan bernama Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan (LPPK) yang berfungsi sebagai auditor untuk membina sekaligus mengawasi pengelolaan keuangan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Kita kan ada LPPK yang berfungsi bekerja, memeriksa dari sisi kinerja di semua PTMA itu. Biasanya ketika mau berakhir masa kepemimpinan Rektor/Dekanat itu kita turunkan LPPK untuk memeriksa dari mulai keuangan, kinerja dan lain sebagainya sehingga nanti ada laporan apakah si pemimpin tersebut layak meneruskan atau tidak dan kalau terjadi penyelewengan ya kita tindak dalam arti sanksi organisasi diberlakukan,” jelas Dadang dalam Catatan Akhir Pekan TvMu, Ahad (11/9).
Untuk diketahui, LPPK sendiri merupakan lembaga struktural di Muhammadiyah yang berfungsi membantu Pimpinan dalam menjalankan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan dan kekayaan persyarikatan, amal usaha dan organisasi otonom Muhammadiyah.
Oleh karena itu, Dadang menilai peluang penyalahgunaan wewenang Rektor maupun universitas untuk kasus korupsi bisa dibilang sangat kecil, termasuk di fakultas favorit seperti Kedokteran dan yang lainnya.
Meskipun begitu, Dadang menyebut sistem ini harus terus diperkuat untuk menutup segala bentuk potensi tindak pidana korupsi dan yang semisalnya seperti pada pengadaan alat, aset, dan yang lain-lain.
“Oleh karena itu perlu dibenahi betul sistem pengelolaan sumber dana di PTMA sehingga betul-betul tersistem dan akuntabilitas juga terjaga sehingga efisiensi dan efektivitas dari pengelolaan dana itu bisa dipertanggungjawabkan,” pesannya.
“Sekarang kita juga harus hati-hati. PTMA meskipun swasta, tapi kita juga jangan sampai lengah. Dan ini kalau terjadi, maka akan jadi malapetaka yang sangat menyedihkan dan pukulan telak bagi kita warga Muhammadiyah yang terkenal sebagai orang yang menjunjung moralitas dan akhlak karena di semua ideologi Muhammadiyah disebutkan seperti itu. Maka kita harus berhati-hati dan diwaspadai semua AUM, dicermati jangan sampai terjadi dan kecolongan seperti yang terjadi kemarin di Perguruan Tinggi Negeri,” pungkasnya. (afn)
Foto : Ilustrasi