MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA—Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengapresiasi atas perjuangan Muhammadiyah dalam memajukan sektor kesehatan Bangsa Indonesia. Menurutnya, keberadaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) yang mendidik dokter merupakan usaha konkrit dalam menambah kurangnya dokter di Indonesia.
Di acara Sumpah Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang diadakan pada (27/7) tersebut, Bamsoet menuturkan bahwa jika merujuk WHO tentang kondisi ideal dokter yaitu 1 dokter berbanding 1000 jumlah penduduk. Namun Indonesia saat ini baru memiliki 140.000 dokter yang bersurat registrasi dan praktek.
“Maka dengan asumsi jumlah pendudukan Indonesia 270 juta, maka saat ini kita masih kekurangan sekitar 130.000 dokter lagi. Jumlah dokter yang belum memadai ini pun sayangnya semakin berkurang,” ucapnya.
Penyebab semakin berkurangnya dokter ini, imbuh Bamsoet, salah satunya disebabkan gugur di medan pengabdian ketika berjuang di garda terdepan melawan pandemi covid-19. Di sisi lain, dokter yang dihasilkan baru berkisar 12.000 dokter setiap tahun. Artinya masih membutuhkan waktu 10 tahun untuk memenuhi standar WHO.
“Itu pun dengan catatan, bahwa pertumbuhan penduduk tetap terkendali,” imbuhnya.
Oleh karena itu, menyikapi persoalan ini diharapkan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan. Termasuk dengan Fakultas Kedokteran di PTMA. Atas yang dilakukan oleh Muhammadiyah untuk memajukan kesehatan, dirinya sangat berterima kasih dan mengapresiasi yang sedang dilakukan Muhammadiyah ini.
“Dalam kaitan ini saya sangat mengapresiasi apa yang telah, sedang, dan yang akan terus diperjuangkan oleh organisasi Muhammadiyah dalam memajukan sektor kesehatan. Sejak awal Muhammadiyah yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan perhatian dan kontribusi beliau dalam bidang kesehatan masyarakat sangatlah besar,” tuturnya.
Perhatian Muhammadiyah terhadap sektor kesehatan dimulai dengan mendirikan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) pada 1923. Kini, Muhammadiyah telah memiliki 120 an rumah sakit dan lebih dari 235 klinik yang tersebar di Indonesia. Serta 12 Fakultas Kedokteran di PTMA.
Bamsoet meyakini kehadiran Muhammadiyah untuk pemerataan kesejahteraan. Sebaran rumah sakit dan klinik Muhammadiyah – ‘Aisyiyah di penjuru Indonesia, katanya, merupakan langkah dan upaya pemerataan dan mempermudah akses kesehatan bagi masyarakat luas. Setiap tahunnya Fakultas Kedokteran PTMA melahirkan ratusan mungkin ribuan dokter yang akan mengabdi di penjuru negeri.