MUHAMMADIYAH.OR.ID, ACEH — Merujuk Rekomendasi Muktamar ke-47 di Makassar, Hajriyanto Y Thohari menerangkan bahwa, Muhammadiyah bergerak di tiga bidang strategis yakni keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini melanjutkan, meski Muhammadiyah fokus pada tujuan untuk menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, namun tetap tidak melupakan dua bidang lain sebagaimana disebutkan di atas.
Bidang keumatan menurutnya, dilakukan oleh Muhammadiyah untuk menjadikan umat Islam menjadi bagian bangsa Indonesia yang terhormat dan bermartabat. Di sisi lain, secara bersamaan juga bergerak di ranah kebangsaan. Sebab Muhammadiyah juga berjuang untuk kehormatan bangsa Indonesia.
Di acara Pembukaan PKKMB Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Aceh pada Jumat (17/9) Hajri mengungkapkan bahwa, keinginan tulus dari Muhammadiyah di bidang kebangsaan adalah untuk menjadikan Indonesia maju, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
“Karena itu Muhammadiyah di ranah kebangsaan ini mencanangkan , bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah darul ahdi wa syahadah,” tuturnya.
Melihat Indonesia dari mata Muhammadiyah adalah negeri konsensus, negeri perjanjian, sekaligus negeri kesaksian. Oleh karena itu dasar negara sudah final. Dan Muhammadiyah akan terus mengawal dan menyertai perjalanan bangsa Indonesia menuju kemajuan, serta memberikan kesaksian berupa amal dan usaha Muhammadiyah.
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia ini melanjutkan, realisasi konkrit atas pandangan tersebut dapat dilihat dari menjamurnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) di seluruh Indonesia, disertai dengan amal usaha di bidang-bidang lain.
Sementara itu, di bidang kemanusiaan universal, terbangun dari suatu kesadaran bahwa Muhammadiyah adalah bagian dari semesta. Di bidang ini Muhammadiyah melalui majelis dan lembaganya sebagai unsur pembantu pimpinan bergerak aktif dalam urusan kemanusiaan internasional.
Seperti bantuan atau donasi untuk kemanusiaan internasional yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Infak, dan Shadakah Muhammadiyah (Lazismu), serta aktif menerjunkan relawan kemanusiaan internasional melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
“Di tiga ranah itulah Muhammadiyah bergerak,” sambungnya.