MUHAMMADIYAH.ID, KUNINGAN – Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah untuk mewujudkan peradaban Islam dan masyarakat Islam yang unggul (khairu ummah).
Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah setelah memaknai ayat 104 dan 110 Surat Ali Imran. Menurut Haedar, ayat itu menjelaskan ciri pengikut nabi Muhammad yang paling ideal.
“Jadi sejak awal itu Kiai Dahlan dengan kecerdasannya, kealimannya, dan keshalihannya menghayati ayat ini lalu lahirlah Muhammadiyah. Dengan kata lain Muhammadiyah itu berdiri dalam satu desain yang Islami dan Islaminya itu adalah Islam yang membangun peradaban,” jelasnya dalam Kuliah Umum STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jumat (16/7).
“Karena meniru Nabi Muhammad, maka Islaminya itu bukan soal yang kecil-kecil seperti cara makan, cara berpakaian, bahkan soal ubudiyah saja waktu itu belum jadi perhatian Kiai Dahlan, soal tata caranya itu kan baru Tarjih tahun 1927 berdiri untuk tahu mana yang betul-betul Nabi mencontohkan dan tidak. Maka saat itu sebenarnya tidak ada istilah gerakan TBC di Muhammadiyah. Itu sejak awal berdiri tidak ada. Itu teori ke belakang, label saja di belakang hari saja,” terang Haedar Nashir.
Atas alasan itulah Muhammadiyah menurutnya berusaha menciptakan Indonesia sebagai negara berperadaban tinggi atau Al Madinah Al Munawarah melalui pembangunan amal usaha pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga menggerakkan perempuan dalam kehidupan kebangsaan.
“Itu menggambarkan Kiai Dahlan memang punya cita-cita besar melanjutkan mengikuti dan menjadi pewaris nabi Agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sehingga nama gerakannya pun menjadi nama Muhammadiyah, Pengikut Nabi Muhammad SAW,” kata Haedar.
“Maka kan Kiai Dahlan tidak mengurus hal-hal yang kecil itu (pakaian, cara makan, dll). Ya bukan itu tidak penting tapi saat itu dan dalam konteks membangun Al Madinah Al Munawaroh tadi memang harus membangun pendidikan, kesehatan, sosial kemasyarakata,n ekonomi kemudian literasi lewat suara Muhammadiyah, gerakan perempuan, gerakan pengorganisasian Haji, gerakan pengorganisasian zakat itu kan luar biasa. Dan itulah Islami dalam perspektif Kiai Dahlan yang kemudian kita teruskan sampai saat ini,” jelasnya.