MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Hampir satu bulan berlalu pasca gempa yang terjadi di Sulawesi Barat, lembaga penanggulangan bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mulai mengubah strategi dari tanggap darurat ke pemulihan masyarakat.
“Saat ini posisi transisi ke pemulihan dini. Fase tanggap darurat sudah ditarik,” ujar Abdoel Malik R, wakil sekretaris MDMC untuk kemitraan dan urusan kemanusiaan global, Selasa (9/2).
Meski MDMC mencanangkan untuk menempatkan relawan di Sulawesi Barat sampai tiga bulan ke depan, MDMC berusaha mengoptimalkan relawan dari wilayah di sekitar lokasi bencana.
Malik menuturkan, pandemi Covid merupakan ancaman serius bagi para relawan dan para penyintas bencana. Apalagi, menurutnya dukungan seperti tempat isolasi mandiri dan suplemen bagi kesehatan imun mereka sangat terbatas.
“Muhammadiyah tidak berjalan sendiri. Kita punya mitra lain di bawah payung Humanitarian Forum Indonesia (HFI) yang ada 18 lembaga tersebut, dan kita saling kolaborasi di situ dan tentu stake holder utamanya adalah Pemerintah Daerah. Kita memberi asistensi pada mereka dan memastikan terfungsinya kembali pelayanan administrasi di daerah-daerah tersebut, termasuk rumah sakitnya,” imbuh Malik.