Dalam kehidupan ini, ada pribadi-pribadi yang jejak keteladanannya begitu kuat hingga memberi pengaruh kuat dan mendalam dalam perjalanan hidup kita. Pribadi-pribadi itu bukan hanya hadir sebagai rekan sejawat atau atasan, tetapi sebagai sosok teladan dengan tutur kata yang menyejukkan, pikiran yang mencerahkan, dan sikap yang elegan. Dari cara berpikir, bertindak, hingga memimpin, kehadiran mereka menjadi cerminan nilai-nilai luhur yang layak diteladani dan diwariskan bagi kita semua generasi setelahnya.
Salah satu sosok dan pribadi semacam itu yang sempat Saya membersamai dan melayaninya selama kurang lebih tujuh tahun dan meninggalkan kesan yang sangat mendalam adalah Drs. H. Abdur Rosyad Sholeh. Orang yang usianya lebih muda bahkan lebih tua dari beliau banyak yang menyapanya dengan panggilan “Pak Rosyad.” Beliau baru saja tutup usia (85 tahun) pada Rabu 30 Juli 2025. Sosok almarhum Pak Rosyad bukan hanya dikenal di lingkungan Muhammadiyah, tetapi juga dikenal dan “dihormati” oleh siapa pun yang pernah berinteraksi dengannya (sekali lagi “dihormati” bahkan oleh yang lebih tua atau lebih senior baik secara umur maupun jabatan). Mungkin masih banyak orang selain Saya yang lebih lama berinteraksi (selain keluarga) dan memiliki pengalaman dan teladan dari Pak Rosyad. Namun pengalaman tujuh tahun membersamai dan melayani Pak Rosyad dalam tugas Persyarikatan terlalu banyak teladan dan pengalaman berharga yang diwariskan.
Sederhana dan Stylish dalam Berpakaian
sosok Pak Rosyad adalah cerminan nyata bahwa keteladanan tidak selalu hadir dalam retorika besar atau jabatan tinggi, melainkan dalam laku keseharian yang sederhana namun konsisten. Pak Rosyad dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana, namun tetap rapi dan stylish dalam berpakaian. Pakaian yang dikenakan Pak Rosyad selalu matching baik saat menggunakan batik, baju koko, hem, maupun t-shirt. Pakaian yang dikenakan Pak Rosyad selalu bersih dan tertata rapi, itu mencerminkan kepribadiannya yang teratur dan penuh perhatian terhadap hal detail, tanpa berlebihan. Keanggunan Pak Rosyad justru terletak pada kesahajaan yang memikat tanpa harus mencolok.
Ramah tak pernah marah. Dalam kesehariannya, Pak Rosyad begitu ramah kepada siapa pun, dari berbagai kalangan dan tanpa pandang jabatan. Tak pernah terdengar nada tinggi, apalagi kemarahan. Sikap tenangnya bukan berarti lunak terhadap prinsip, justru dari kelembutan itu lahir ketegasan yang membuat beliau dihormati. Sikap lembutnya tidak mengurangi orang lain utamanya Saya sebagai stafnya untuk tidak disiplin atau mengakui kesalahan, namun akan dituntut mengakui salah tanpa Pak Rosyad mengungkapkan “anda salah”. Sebaliknya, ketika ada sikap dalam berorganisasinya yang dianggap keliru, beliau langsung dengan terbuka meminta maaf. Meminta maaf selalu beliau sampaikan kepada siapapun, termasuk kami yang membantunya. Ketika Pak Rosyad ada keperluan penting dan menelpon saya, tetapi tidak tersambung atau belum sempat direspon, beliau selalu menanyakan melalui SMS “Mas Sofri sedang di mana kok telepon saya tidak diangkat, SMS saya tidak dibalas.”
Saya sama sekali tidak pernah mengabaikan telepon atau SMS dari beliau. Hanya ketika saya sampaikan bahwa saya sedang di jalan dan harus menepi untuk menerima telepon, beliau pasti menyampaikan “Waduh saya minta maaf kalau mengganggu tapi ini penting.”
Kata maaf tidak pernah lupa beliau ucapkan. Beliau termasuk sosok yang “gelisah” ketika telepon tidak diangkat dan SMS tidak langsung dibalas. Namun beliau juga melakukan hal yang sama, ketika kami membalas SMS atau telepon akan dipastikan beliau secara cepat menjawab pesan dengan jawaban singkat “terima kasih” karena Pak Rosyad tidak pernah tidak membalas pesan yang dikirim.
Disiplin Waktu dengan Contoh Perilaku
Pak Rosyad adalah figur disiplin waktu yang luar biasa. Jika ada agenda pukul 08.00, maka paling lambat pukul 07.45 Pak Rosyad berkomitmen sudah hadir, rapi, siap, dan fokus. Tanpa banyak kata, kehadirannya yang tepat waktu menjadi contoh dan teguran halus bagi siapa saja, khususnya Saya yang belum terbiasa tepat waktu.
Dalam hal ini, Pak Rosyad tidak hanya bicara soal disiplin, tetapi mencontohkannya secara konsisten. Saat menjadi Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005–2010 (mendampingi Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, M.A., sebagai Ketua Umum saat itu), disiplin waktu Pak Rosyad contohkan dengan kehadiran dalam rapat-rapat dan acara-acara Pimpinan Pusat Muhammadiyah lebih awal dari jam yang tertera dalam undangan. Pak Rosyad selalu berprinsip akan hadir sebelum anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang lain hadir. Pak Rosyad tanamkan itu kepada Saya, termasuk juga driver yang mengantarnya. Bahkan jika rapat Pimpinan Pusat Muhammadiyah diselenggarakan di Kantor Jakarta, Pak Rosyad berangkat dari Yogyakarta lebih awal dan pulang ke Yogyakarta setelah pimpinan yang lainnya. Pak Rosyad tanamkan disiplin waktu kepada saya dan kawan-kawan, dengan datang lebih awal untuk menyiapkan segala sesuatu dan “uborampe” dalam rapat dan pulang terakhir setelah tuntas hal-hal teknisnya.
Disiplin juga dicontohkan Pak Rosyad dalam hal olah raga jalan ringan pagi. Saya pernah tinggal di kampung yang bersebelahan dengan kampung tempat tinggal Pak Rosyad. Saat kami sempatkan jalan-jalan pagi tidak jarang secara kebetulan kami berpapasan dengan Pak Rosyad yang sedang jalan pagi bersama Bu Rosyad. Pun Ketika tugas dan menginap di Kantor Pimpinan Pusat Muhamamdiyah di Menteng Jakarta Pusat, hampir secara rutin Pak Rosyad jalan pagi mengelilingi Gedung Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah atau mengelilingi Manteng Raya.
Kuat dalam Penegakan Disiplin, Prinsip, dan Azas Organisasi
Dalam urusan organisasi, beliau sangat kuat dalam menjaga prinsip dan kedisiplinan struktural organisasi. Pak Rosyad tegas terhadap aturan, namun tetap manusiawi dalam penyampaian. Sikapnya memberi pelajaran bahwa kebaikan organisasi hanya akan terwujud bila semua berjalan sesuai nilai dan sistem yang telah disepakati bersama. Tidak heran bahwa Pak Rosyad memperoleh pengakuan dari banyak orang yang menyebut Pak Rosyad sebagai “kamus organisasi berjalan” karena kejelian, keluasan, pengetahuan, dan keahliannya dalam memahami aturan, sejarah, dan budaya organisasi Muhammadiyah.
Label komitmen dalam prinsip dan azas organisasi yang dilekatkan kepada Pak Rosyad mencapai keabsahannya ketika Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. menyampaikan sambutan dalam pelepasan jenasah Pak Rosyad di Masjid Gedhe Kauman. Prof. Haedar Nashir menyebut Pak Rosyad sebagai sosok yang kata dan lakunya sejalan serta komit dan teguh dalam memegang prinsip dan azas organisasi. Label-label tersebut dilekatkan oleh banyak orang, baik di dalam maupun di luar Muhammadiyah.
Sosok Mister Clean. Saya secara khusus menambahkan lain kepada Pak Rosyad Selain itu, sebagai “Mister Clean, atau Mr. Clean” sebutan yang tidak hanya merujuk pada kerapihan pribadinya, tetapi juga pada integritas, ketegasan, dan komitmennya menjaga kebersihan hati, pikiran, serta praktik organisasi.
Di tengah godaan pragmatisme yang kadang muncul dalam dinamika organisasi, beliau berdiri tegak dengan prinsip. Pengalaman dan keterpercayaan sebagai Ketua Panitia Pemilihan (Panlih) Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam beberapa periode, cukup sebagai salah satu alasan saya menyebut beliau Mr. Clean.
Menurut Pak Budi Setiawan, Ketua Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pak Rosyad sudah dipercaya menjadi Ketua Panlih Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah sejak Muktamar Muhammadiyah tahun 1990, 1995, 2000, 2005, dan terakhir Muktamar tahun 2010 bersamaan saat itu beliau menyatakan “pensiun” tidak melanjutkan lagi aktivitasnya di Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pak Budi Setiawan menyatakan sudah terlibat dari mulai sebagai tenaga teknis sampai menjadi Sekretaris Panlih Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Muktamar 2000 dan 2005 dengan Pak Rosyad sebagai Ketua Panlih Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lima periode menjadi Ketua Panlih Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah menunjukkan betapa beliau sangat kapabel, amanah, profesional, dan “bersih”. Selain tentu masih banyak indikator lain mengapa Pak Rosyad saya sebut sebagai Mr. Clean, tentu dari pengalaman seacra pribadi.
Kini, sosok Pak Rosyad telah kembali ke haribaan Allah Swt. Namun jejak keteladanan Pak Rosyad tidak ikut pergi. Ia masih tertinggal dalam ingatan, dalam cerita-cerita kecil yang terus hidup, minimal dalam kehidupan saya, dan dalam nilai-nilai besar yang beliau tanamkan tanpa gembar-gembor dan retorika semata.
Di tengah zaman yang serba cepat saat ini, zaman penuh riuh pencitraan dan ego kompetisi, keteladanan seperti Pak Rosyad menurut saya seperti menjadi oase. Keteladanan yang tidak banyak bicara, tapi kuat dalam contoh dan tindakan nyata. Keteladanan yang tidak mengejar sorotan, tapi justru jadi suluh penerang.
Bagi para aktivis muda Muhammadiyah, mari jadikan Pak Rosyad sebagai cermin dan arah langkah. Belajarlah dari kesederhanaannya, dari disiplin waktunya, dari keberanian beliau menegakkan prinsip tanpa menyakiti, dari ketekunannya menjaga marwah organisasi, dan dari kebersihan pribadinya. Kita mungkin tidak bisa menjadi Pak Rosyad KW sekalipun, tapi kita bisa melanjutkan semangat dan nilai-nilai yang telah beliau tanamkan dan wariskan kepada kita.
Kader Muhammadiyah sejati tidak hanya hadir saat dipanggil, tapi dia meninggalkan cahaya yang tetap menyala dan mencerahkan bahkan setelah ia tiada.
Tirtonirmolo 1 Agustus 2025
Sofriyanto SM (Staf Khusus Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah)