MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKKAH – Dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Makkah pada Sabtu (7/6), Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Syamsul Anwar menyerukan kepada anggota Amirul Hajj untuk merefleksikan kembali perihal makna kurban dalam pelaksanaan ibadah haji.
“Perlu diperhatikan bahwa kurban dalam pelaksanaan haji bukan hanya penerapan fisik semata. Membeli dan menyembelih kambing lalu mendistribusikan dagingnya kepada yang membutuhkan, terutama (bagi) mereka yang tidak mampu, hanyalah satu bagian kecil,” jelas Syamsul.
Lebih lanjut, Syamsul menegaskan ada hal yang lebih penting bahwasannya di dalam Islam, setiap individu muslim dapat berkorban demi kepentingan bersama.
“Berkurban demi kemaslahatan umat untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental adalah inti dari ibadah haji,” ungkapnya.
Bagi Syamsul yang terpenting dalam pelaksanaan haji bukan sekadar prosesi yang dilakukan selama tiga atau empat hari di Makkah, melainkan perihal nilai dan arti yang dapat diterapkan setelahnya.
Syamsul mengingatkan kembali cerita suri tauladan dari kepatuhan Nabi Ibrahim AS dalam berkurban yang menjunjung tinggi ketuhanan yang satu, juga hal ini tercermin dalam pelaksanaan ibadah haji Nabi Muhammad SAW.
“Melalui haji, kita diundang untuk melihat jejak perjuangan Nabi Ibrahim dalam menjunjung tinggi prinsip monoteisme, menyebarkan kepercayaan kepada Allah SWT, yang kemudian tercermin dalam perjalanan haji Nabi Muhammad SAW,” imbuhnya.
Terakhir Syamsul menegaskan bahwa ibadah kurban dalam pelaksanaan haji ini, memiliki makna yang jauh lebih penting daripada sekedar ritual fisik. Menurutnya, kurban adalah simbol kepentingan bersama umat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin. (Hizqil)