MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Kajian Ahad Pagi yang diisi oleh Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ustadz Okrisal Eka Putra, pada Ahad (8/6).
Dalam kajian bertema “Hikmah Ibadah Kurban,” Ustadz Okrisal mengajak jemaah untuk meneladani ketaatan Nabi Ibrahim as dan memperkuat keimanan melalui ibadah kurban, khususnya di hari-hari tasyriq.
Ustadz Okrisal menegaskan bahwa ibadah kurban merupakan salah satu ibadah yang paling dicintai Allah pada hari tasyriq. “Tidak ada ibadah yang lebih disukai Allah pada hari ini selain menyembelih hewan kurban,” ujarnya.
Kajian ini mengupas beberapa hikmah ibadah kurban.
Pertama, kurban mengajarkan ketaatan Nabi Ibrahim yang tanpa tawar-menawar melaksanakan perintah Allah, seperti saat meninggalkan istrinya, Hajar, dan anaknya, Ismail, di Makkah yang saat itu sepi, serta saat diperintahkan menyembelih Ismail.
“Ibrahim tidak pernah menawar perintah Allah. Begitu mendengar perintah, beliau langsung ‘samina wa atha’na’—kami dengar dan kami taati,” jelas Ustadz Okrisal.
Ia mengisahkan bagaimana Hajar dengan iman kuat menerima keputusan Ibrahim karena percaya Allah akan menjamin kebutuhan mereka, yang terbukti dengan munculnya sumur Zamzam.
Kedua, kurban meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Mengutip Surah Al-Hajj ayat 37, Ustadz Okrisal menegaskan bahwa esensi kurban bukan pada daging atau darah hewan, melainkan ketakwaan yang sampai kepada Allah sebelum darah hewan menyentuh tanah.
Ketiga, kurban menumbuhkan rasa syukur atas nikmat Allah, sebagaimana kisah Rasulullah yang dihibur Allah melalui Surah Al-Kautsar saat dibully kaum Quraisy karena tidak memiliki anak laki-laki yang hidup hingga dewasa.
Keempat, kurban mempererat tali persaudaraan dan kepedulian sosial. Dengan pembagian daging kurban, silaturahmi antarumat Islam terjalin lebih erat. Ustadz Okrisal juga mengingatkan jemaah untuk mendukung ekonomi umat dengan berbelanja di warung muslim ketimbang di toko-toko besar yang dimiliki non-muslim.
“Hidupkan warung tetangga, jangan biarkan kapitalisme membunuh usaha kecil,” tegasnya.
Ia juga menyinggung pentingnya melawan godaan setan, yang bahkan menggoda Nabi Ibrahim dan Ismail, serta mengajak jemaah untuk mengorbankan egoisme demi kepentingan umat.
“Kurban mengajarkan kita mengalah demi Islam, seperti para ulama yang rela tak punya rumah demi membangun masjid,” ujarnya, menyebut contoh Ustadz Syafi’i Antonio dan almarhum Ustadz Yahya Waloni.
Ustadz Okrisal berhasil menginspirasi jemaah untuk memaknai ibadah kurban sebagai wujud ketaatan, ketakwaan, syukur, dan kepedulian sosial. “Selamat Idul Adha 1446 Hijriah, semoga pengorbanan kita diterima Allah dengan pahala besar,” tutupnya disambut amin jemaah.