MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Dalam Workshop yang digelar Eco Bhineka Muhammadiyah pada Rabu (16/4), Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kiai Saad Ibrahim tekankan bahwa air adalah tanggung jawab bersama, terlebih umat Islam.
Indonesia sebagai negeri yang diberkahi dengan berbagai macam sumber daya alam (SDA), maka kewajiban bagi penghuninya untuk mengelola dan menjaga segala SDA yang dititipkan itu, termasuk air di dalamnya.
Air bagi umat Islam, kata Kiai Saad, memiliki kaitan erat dengan sisi teologis dalam banyak peribadatan yang dilakukan. Mislanya saja salat, tentu ibadah khusus ini akan sah apabila diawali dengan wudu, meskipun di kondisi darurat bisa diganti.
“Selain itu kalau kita bicara soal hidup, itu juga harus ada komponen air. Dan manusia ada dalam tubuhnya itu 70 persen nan air, seperti itu,” katanya.
Masih dalam sisi teologis, air juga sering berkaitan dengan gambaran surga yang ada dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 25. Maka pelestarian lingkungan erat kaitannya dengan pandangan keagamaan yang diajarkan dalam Islam.
Kiai Saad juga mengungkapkan, bahwa konsep awal yang digunakan untuk membangun negara Singapura modern yang diprakarsai oleh Lee Kuan Yew juga terinspirasi dari gambaran surga yang disebutkan dalam Kitab Suci.
“Ajaran Islam itu diterapkan kapan saja, di mana saja itu pasti akan baik. Dan kebaikan itu akan lanjut penerapannya didasari oleh dimensi teologis. Dimensi teologis itu yang akan membawa manusia ke surga,” ungkapnya.
Sementara itu, Hening Parlan, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, menjelaskan bahwa tujuan program ini selain melakukan konservasi air, juga mendorong perubahan perilaku jamaah masjid dalam mengelola air secara bijak.
“Terdapat tahapan-tahapan kegiatan yang perlu kita lakukan, mulai dari melakukan survei awal ke lapangan, peningkatan pengetahuan melalui sosialisasi, pengembangan dakwah melalui kajian akademik, hingga dukungan sarana prasarana,” urai Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah ini.
Dalam workshop ini, para peserta juga memahami bersama seluruh komponen program, menyusun action plan dan timeline, serta membagi peran dan tanggung jawab personil di lapangan.
Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor enam yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak. Sebagai tahap awal, program ini akan dijalankan di lima provinsi sebagai lokasi percontohan, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.