MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA — Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Closing Ceremony & Soft Skill bagi penerima Beasiswa Lazismu di Yogyakarta.
Acara yang berlangsung pada Sabtu (19/04) ini menghadirkan Farid Suryanto sebagai pemateri, yang mengusung tema menarik: “Pemanfaatan AI untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.”
Dalam pemaparannya, Farid menegaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) bukanlah alat yang menyediakan hasil instan, melainkan mitra dalam proses dialektika untuk menghasilkan karya bermutu.
“Limitasi AI terletak pada konteks dan kurangnya inisiatif. Inisiatif tetap ada di tangan manusia,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya manusia sebagai pengendali teknologi, bukan sebaliknya.
Farid memaparkan tiga tahapan pemanfaatan AI dalam penelitian. Pertama, persiapan riset. Peneliti perlu menentukan topik, latar belakang, gap penelitian, rumusan masalah, dan desain metode.
Untuk memanfaatkan AI, peneliti dapat menggunakan prompting seperti, “Kamu adalah asisten saya dalam penulisan artikel ilmiah, bantu saya menyusun topik, latar belakang, gap penelitian, rumusan masalah, dan desain metode.”
Kedua, analisis data. AI dapat membantu memproses data, tetapi hasil analisis tetap membutuhkan justifikasi dari peneliti untuk memastikan keabsahan dan relevansi.
Ketiga, proses penulisan. Dengan persiapan dan analisis yang matang, peneliti dapat merumuskan prompting yang tepat untuk menghasilkan tulisan berkualitas.
“AI adalah alat, bukan pengganti peneliti. Kita harus bijak menggunakannya,” tegas Farid, mengingatkan peserta untuk tidak terjebak dalam ketergantungan pada teknologi.
Acara ini tidak hanya menjadi penutup program beasiswa, tetapi juga memberikan wawasan berharga bagi para penerima beasiswa untuk memanfaatkan teknologi secara cerdas dalam dunia akademik.
Peserta diajak untuk terus mengasah keterampilan dan inisiatif mereka, dengan AI sebagai pendukung, bukan pengganti.