MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Dalam Halaqah Tafsir At-Tanwir yang diselenggarakan pada Sabtu (15/02) di Yogyakarta, Muh Andi Sulaiman memaparkan kajian tentang asbabun nuzul Surah At-Taubah ayat 1-10.
Salah satu poin utama yang menjadi perhatian adalah alasan mengapa surah ini tidak diawali dengan basmalah, berbeda dengan surah-surah lain dalam Al-Qur’an.
Menurut pemaparannya, Surah At-Taubah diturunkan setelah Perang Tabuk pada tahun 9 Hijriyah. Rasulullah dan para sahabat kembali dari perang tersebut dengan membawa perintah tegas mengenai status perjanjian dengan kaum musyrikin yang telah mereka langgar.
Dalam konteks ini, Allah menurunkan ayat pertama Surah At-Taubah yang berbunyi: “Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka.” (QS. At-Taubah: 1).
Dalam tradisi mushaf Al-Qur’an, semua surah diawali dengan basmalah sebagai bentuk pengantar yang mengandung makna kasih sayang Allah. Namun, Surah At-Taubah menjadi pengecualian karena kandungannya yang menegaskan deklarasi perang terhadap kaum musyrikin yang telah mengkhianati perjanjian dengan Rasulullah.
Basmalah, yang bermakna kedamaian dan rahmat, dianggap tidak sesuai dengan konteks surah ini yang lebih menekankan aspek ketegasan dan ultimatum terhadap pihak yang berkhianat.
Ali bin Abi Thalib, sebagaimana disebutkan dalam riwayat, ditugaskan Rasulullah untuk membacakan ayat-ayat Surah At-Taubah pada musim haji di tahun yang sama. Ayat-ayat ini menjadi peringatan bagi kaum musyrikin bahwa perjanjian yang mereka langgar telah dibatalkan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta memberikan mereka waktu hingga empat bulan untuk menentukan sikap sebelum kaum muslimin diperintahkan untuk memerangi mereka.
Lebih lanjut, Muh Andi Sulaiman menjelaskan bahwa Surah At-Taubah memiliki keterkaitan erat dengan Surah Al-Anfal, yang juga membahas strategi perang dan hukum terkait kaum musyrikin. Namun, jika Surah Al-Anfal masih memberikan celah perundingan, Surah At-Taubah hadir sebagai ultimatum yang tegas.
Oleh karena itu, tidak diawalinya surah ini dengan basmalah menjadi simbol bahwa isi dan pesan yang terkandung di dalamnya bersifat peringatan keras dari Allah kepada orang-orang yang mengkhianati janji mereka.