MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA – Meski tengah menghadapi tantangan berat berkaitan dengan penambahan jumlah mahasiswa, Wakil Ketua Majelis Dikitilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Achmad Jaenuri optimis Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) mampu tingkatkan kualitas dan kuantitas.
Optimisme itu disampaikan oleh Jaenuri pada (17/2) dalam acara Wisuda ke-52 Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya). Dia beralasan saat ini PTMA sudah semakin banyak yang akreditasinya Unggul, termasuk UMSurabaya yang sudah terakreditasi Institusi Unggul.
UMSurabaya mendapat akreditasi Institusi Unggul pada 2024, oleh karena itu Prof. Jaenuri menyampaikan apresiasi. “Mudah-mudahan ini juga akan diikuti oleh PTMA yang lain, dalam rangka meraih predikat tinggi yang unggul tadi,” harap Jaenuri.
Sebagai usaha menciptakan perguruan tinggi unggul, saat ini Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sedang gencar menjalankan program merger antara PTMA kecil yang masih dalam bentuk sekolah tinggi, maupun institut untuk menjadi sebuah universitas.
Penggabungan atau merger tersebut bisa dilakukan dengan cara membeli perguruan tinggi non-PTMA. Kebijakan ini diambil untuk menghindari menyusutnya jumlah PTMA – sebab sebelumnya penggabungan lebih sering dilakukan antar PTMA, sehingga menyebabkan jumlah PTMA turun dan kini berjumlah 163.
Kehadiran 163 PTMA, dan perguruan tinggi swasta maupun negeri yang lain di Indonesia diharapkan akan membantu meningkatkan kecerdasan bangsa Indonesia. Sebab saat ini, kata Jaenuri, skor rata-rata IQ orang Indonesia masih kalah dibanding dengan negara tetangga.
“Jadi kita berharap peningkatan IQ akan meningkat, terutama nanti pada 2045 menyongsong bangsa besar Indonesia dengan dukungan dari pada IQ ini,” katanya.
Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas yang dilakukan oleh Muhammadiyah menjadi bagian komitmen persyarikatan dalam memberikan pendidikan bagi semua tanpa terkecuali, yang di tahap selanjutnya akan berdampak pada peningkatan nilai IQ orang Indonesia.
Menurutnya, usaha menyongsong Indonesia Emas 2045 dapat direalisasikan dengan menghadirkan pendidikan merata untuk semua. Prof. Janeuri mengingatkan supaya usaha baik ini juga disambut positif oleh elit bangsa, dia meminta jangan menampilkan perilaku yang justru kontradiktif.
“Dua hari yang lalu kami membaca, (ada menteri menyampaikan) IPK kami hanya 2,75 tapi kami bisa menjadi menteri. Ini merupakan ungkapan yang tidak perlu dicontoh. Di samping upaya perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk meningkatkan IPK, tapi kemudian ada pejabat penting berbicara seperti itu justru sangat disayangkan,” tuturnya.
Pada kesempatan ini Prof. Jaenuri menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang mempercayakan pendidikan putra dan putrinya di PTMA. Dia berpesan supaya kepercayaan ini dijaga dengan baik oleh PTMA dengan mengedepankan nilai amanah dan ikhlas.